Air Mancur Taman Sri Baduga Dongkrak UMKM

Senin, 20 Februari 2017 – 13:34 WIB
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Bupati Purwakarta H Dedi Mulyadi SH benar-benar mengerjakan dengan hati hingga tahap ke-3 Taman Air Mancur Menari Sri Baduga di pusat Kota Purwakarta, Sabtu 18 Februari 2017 itu diresmikan Menpar Arief Yahya.

Bupati muda kelahiran Sukasari, Subang, 11 April 1971 yang akrab dipanggil Kang Dedi itu runtut menyampaikan filosofi taman air mancur yang terbesar di Asia Tenggara itu. Selama 8 menit, di hadapan sekitar 5000 pasang mata, dia mengupas kedalaman makna taman yang menjadi destinasi wisata kelas dunia itu.

BACA JUGA: Ekspor Industri Kecil dan Menengah Ditarget Rp 16 T

“Tidak mungkin ada Pariwisata, jika tidak berangkat dan berakar dari budaya. Saya orang Sunda, karena itu, saya berangkat dari Budaya Sunda!” kata Dedi Mulyadi, mengenakan baju baju Pangsi dan Sarung khas Sunda warna putih, dengan udeng kepala warna putih pula.

Kang Dedi pun bercerita tentang asal muasal nama Taman “Sri Baduga” yang sedang nge-hits di dunia media sosial itu. Dia menyebut Sri Baduga Maharaja adalah sama lain dari Prabu Siliwangi, atau Ratu Jayadewata, putra Prabu Dewa Niskala, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana. Audience baru ngeh, mengapa ada empat patung singa mengaum mengelilingi Sri Baduga di tengah Situ Buleud itu.

BACA JUGA: Ekspor Industri Kecil Ditarget Tembus Rp 16 Triliun

Sejak abad 15, kata Kang Dedi, Prabu Siliwangi sudah mengajarkan hidup alam bingkai toleransi, kebersamaan, keberagaman, sama derajad di hadapan Tuhan. Karena itu, dia menyebut Orang Sunda itu sangat toleran.

“Kalau tidak bisa hidup bertoleransi, berarti bukan pewaris tahta budaya Sunda,” jelas Dedi Mulyadi

BACA JUGA: Dongkrak UMKM, Tourism Zone Jadi Andalan

Apa kaitan toleransi dengan air menari? Kang Dedi yang sudah dua kali menjabat Bupati Purwakarta itu pun memperdalam filosofi ceritanya.

“Toleransi itu berangkat dari kisah air. Air itu fleksibel, bisa berubah bentuk sesuai tempatnya. Air itu menentramkan, menyejukkan, mendamaikan. Tetapi jangan coba-coba mempermainkan air, bisa dahsyat daya rusaknya!” kata Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Periode 2016 – 2020 ini.

Maka, lanjut Dedi, prinsip kedua adalah pengelolaan air. Air turun dari gunung, mata air, turun berkelok-kelok melalui sungai, menuju danau, Jatiluhur, Jatigede, Cirata, dan lainnya. Air itu menghidupkan ribuan hectare lahan pertanian, di belahan utara.

“Air di Situ Buleud ini adalah air kebanggaan warga Purwakarta, yang melingkar di dalam kota dan menjadi spirit warga. Kalau dibangun taman, itu sudah biasa. Kalau dibuat taman air, itu juga sudah biasa,” ceritanya.

“Akan luar biasa, jika dibuat air mancur. Kalau di Jakarta ada air mancur Bundaran HI, di pusat kota, pertemuan Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin. Maka di Purwakarta ada air mancur Sri Baduga. Yang menjadi kebanggaan masyarakat Purwakarta!” jelas Dedi Mulyadi.

Warga pantas bangga, karena si perancang air mancur menari dengan kombinasi warna-warni lighting itu adalah anak lulusan STM, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Kejuruan yang bernama Hery.

Show waterfountain itu, lanjut Dedi Mulyadi, tidak dipungut biaya, alias gratis. Show dilakukan setiap hari Sabtu malam, atau Malam Minggu. Mengapa tidak dipungut biaya?

“Ada 1000 pedagang dan UMKM di Kota Purwakarta ini. Kalau akibat keramaian di Taman Sri Baduga ini mereka memperoleh omzet penjualan Rp 2 juta setiap ada show, maka sudah ada Rp 2 M, uang yang beredar di Purwakarta. Negara hadir untuk mendorong ekonomi dan menggerakkan masyarakatnya bertumbuh dan berkembang. Bukan hanya mengejar setoran retribusi saja, karena pajak itu sudah pasti akan dibayarkan oleh masyarakat yang semakin sadar,” jelas Dedi Mulyadi.

Dia membayangkan, kalau di antara yang hadir itu, setiap malam Minggu 3 kali show, masing-masing 5 ribu audience, sudah berapa banyak uang beredar di Purwakarta. Itulah pariwisata yang sering disebut memberi efek domino ekonomi. “Karena itu, salah satu Menteri yang paling banyak pahalanya adalah Menteri Pariwisata! Karena selalu memberi kesempatan orang untuk bahagia! Mari berbahagia, berawal dari Purwakarta, Kita bangun Indonesia yang penuh dengan rasa Bahagia!” ajak Dedi Mulyadi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang hadir meresmikan Tahap III Taman Sri Baduga itu mewakili Presiden Jokowi pun tersenyum mendapatkan pujian maut itu.

“Datanglah ke Purwakarta, menginap di Purwakarta, belanjakan uang Anda di Purwakarta,” pungkas Dedi Mulyadi.

Hampir seluruh audience terkesima dengan permainan air menari, yang diresmikan itu. Saat Menpar Arief Yahya dan Bupati Dedi Mulyadi menekan tombol sirine, tanda pembukaan Taman Sri Baduga itu, soundtrack Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia pun diiringi tarian air meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan, ke atas tinggi dan sedang, dihias pencahayaan dan laser. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Segera Ubah Aturan Penyaluran KUR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UKM  

Terpopuler