AirAsia Listing Pengujung 2011

Jumat, 15 Juli 2011 – 12:39 WIB
JAKARTA - PT Indonesia Air Asia (IAA) berencana go public lewat mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) pada kuartal empat 2011Maskapai penerbangan dengan biaya rendah (low cost carrier/LCC) itu, membidik dana taktis senilai USD 150-200 juta, dengan skema pelepasan saham hingga 20 persen

BACA JUGA: Jelang Puasa, Kenaikan Ditolerir 20 Persen



Namun, sebelum IPO itu geber, perseroan bakal terlebih dahulu menyatukan kepemilikan saham domestik, yang kini terpecah menjadi satu
Kepemilikan domestik menjadi satu sebesar 51 persen dan asing 49 persen

BACA JUGA: Belasan Perusahaan Asing Tidak Pernah Bayar Pajak

Setelah IPO, masing-masing akan terdilusi dengan sendirinya
”Beberapa yang terdilusi, masih dalam kajian,” tutur Dharmadi, Presiden Direktur IAA, di Jakarta.

Saat ini, 51 persen saham IAA dimiliki lokal terbagi dalam tiga pihak, yaitu: PT Langit biru 21 persen, Pin Harris 20 persen, dan PT Fersindo Nusaperkasa 10 persen

BACA JUGA: ESDM Pilih Larang Mobil Pribadi

Sehingga tidak bisa melebihi kepemilikan 49 persen saham oleh AA International Limited (AAIL), anak usaha dari AirAsia Berhad MalaysiaMengenai kajian penggabungan lebih lanjut, klaim manajemen masih dalam kajianTermasuk kajian mengenai proses IPOUntuk keperluan itu, perseroan telah menunjuk dua penjamin emisi, yaitu Creddit Suisse dan CIMB Niaga SecuritiesKeduanya diputuskan setelah melakukan beauty contest (seleksi), pada Februari lalu
 
Dharmadi melanjutkan, IPO merupakan bagian rencana perseroan untuk meningkatkan permodalan serta mendukung rencana ekspansi dimasa mendatangDana itu nantinya akan dipakai untuk pembelian sejumlah pesawat baru dan juga modal kerjaSelain menambah modal, IPO juga akan membuka kesempatan masyarakat serta karyawan perusahaan memiliki saham IAA“Kami perlu dipandang sebagai bagian dari Indonesia,” imbuhnya.

Dari dana segar senilai USD 150-200 juta itu, perseroan akan membeli armada sebanyak lima pesawat baru jenis Airbus A320Armada itu dibutuhkan, sesuai dengan konsep low cost carrier, yang akan mengangkut banyak penumpang dengan biaya bahan baker cost of fuel  yang sama.
Saat ini IAA memiliki 20 pesawat sewa jenis airbus, dimana 16 diantaranya beroperasiNantinya, perseroan mengharapkan bisa memiliki 30 pesawat jenis airbus pada 2015Untuk pembelian, akan dilakukan secara bertahapManajemen mengharapkan bisa mendapat bagus dengan harga murahDalam membeli pesawat, manajemen menerapkan strategi tersendiri yaitu mengunci (lock) harga pada saat penandatanganan perjanjianPesawat yang dibeli pun tidak full option

Dengan tambahan armada itu, perseroan mengharapkan kinerja akan bertumbuh seiring banyaknya penumpang serta rute yang ditempuhPada tahun 2010, kinerja perseroan meningkat pesatDi mana pendapatan tercatat Rp 2,76 triliun naik 39 persen dari 2009, sementara laba bersih mencapai Rp 474 miliar naik lebih dari 351 persen dibanding tahun sebelumnya.

Lonjakan keuntungan itu, disebabkan peralihan pesawat yang dilakukan perseroanTahun lalu, IAA melakukan pergantian beberapa pesawat dari  jenis 737 yang hanya memiliki 148 penumpang ke airbus, yang mampu mengangkut 184 penumpangNah, tahun ini, IAA menargetkan bisa mencapai pendapatan sebesar Rp 3,3 triliun, sementara laba diharap menembus level Rp 500 miliar“Itu didukung kenaikan jumlah penumpang, yang kami harap mencapai 4,5 juta penumpang,” tukas Dharmadi.

Analis PT Anugerah Securindo Indah, Viviet S Putri menilai, IAA memiliki prospek sangat bagusBaik secara industri maupun pengelolaan manajemenMelihat kinerja IAA positif, dengan pertumbuhan laba yang baik didukung efisiensi perseroan“Manajemen mampu menekan biaya yang tidak perlu dikeluarkan untuk industri penerbanganDi samping kemampuan menambah pendapatan, melalui ancillary,” ulas Viviet(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Plt Gubernur Sumut Didesak Cepat Bergerak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler