Airlangga Ingin Bikin Sekolah Politik di Mall

Kamis, 12 Mei 2016 – 04:53 WIB
Airlangga Hartanto. Foto: dok jpnn

jpnn.com - SURABAYA - Pemilih terbesar dalam pelaksanaan pemilu 2019 diperkirakan berasal dari generasi millenium, atau generasi kelahiran tahun 1980-an. Kandidat calon ketua Umum Golkar Arlangga Hartarto memprediksi, generasi yang diistilahkan dengan generasi Y ini, menguasai hingga 50 persen suara. Karena itu Golkar perlu memberi perhatian khusus terhadap generasi ini.

"Saat ini memang ada sebagian yang masih berusia 15 tahun. Tapi dua atau tiga tahun ke depan, mereka sudah menjadi pemilih," ujar Airlangga saat menyampaikan visi misinya pada kampanye calon ketua umum Golkar zona II yang dipusatkan di Surabaya, Rabu (11/5).

BACA JUGA: Mabes Polri: Bahas Komunisme Boleh, Asal...

Menurut Airlangga, generasi yang hadir setelah generasi X ini, dicirikan menguasai informasi teknologi (IT), mahir dalam penggunaan fasilitas komunikasi di dunia media sosial (medsos), anti kemapanan dan status quo. Serta selalu menginginkan hal baru atau perubahan. 

Generasi ini kata Airlangga, juga menghormati sikap egaliter dan gencar melakukan perlawanan terhadap perilaku partai politik yang korup, pragmatis dan sarat praktik mahar. 

BACA JUGA: TOP! Rakyat Respons Positif Model Pembangun Seperti Ini

"Jadi intinya, mereka ini sebenarnya tidak anti parpol, tapi praktik-praktik parpol yang tidak benar, yang menimbulkan gerakan deparpolisasi atau anti parpol," ujarnya.

Untuk dapat merebut hati para generasi Y ini, maka Golkar ke depan kata Airlangga, perlu melakukan beberapa terobosan mengikuti perkembangan zaman. Karena kalau masih melakukan pendekatan konservatif, kuno dan tradisional, Golkar bakal ditinggalkan masyarakat.

BACA JUGA: KPHI Ingatkan DPR Soal Ini

"Kalau dulu informasi datang satu arah lewat koran atau TV, sekarang siapa saja bisa mendapatkan dan menciptakan informasi lewat twitter, facebook, dan sebagainya. Kita harus siap akan era ini," ujar anggota Komisi XI DPR tersebut.

Menurut putra mantan Menteri Hartarto di zaman Orde baru ini, untuk menggaet para generasi muda tersebut, maka dirinya akan membuka sekolah dan kursus-kursus politik kalau nantinya terpilih sebagai ketua umum Golkar yang baru. Lokasinya juga tidak harus di kelas seperti kuliah pada umumnya. Namun dapat digelar di mall-mall, taman, area parkir dan tempat berkumpul lainnya.

"Ini dilakukan di seluruh Indonesia. Tidak usah terlalu formal. Sambil minum kopi atau makan di mall-mall bisa dilakukan," ujar mantan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) ini.

Untuk kader Golkar kata Airlangga, juga akan dibuat kelas tersendiri. Sekolah atau kurus politik yang dilakukan merupakan bagian dari proses kaderisasi dan regenerasi. Terutama untuk menyiapkan kader maju sebagai calon legislatif atau pemimpin-pemimpin di daerah maupun di pusat. 

"Kursus tidak harus dilakukan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Di daerah-daerah juga bisa lewat kerja sama dengan universitas-universitas terkemuka," ujar Airlangga.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hidayat: Tak Hanya Afrika, Bangsa Arab Juga Kagumi Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler