jpnn.com, JAKARTA - Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, Indonesia tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, terutama di masa-masa penuh tekanan akibat pandemi Covid-19, kenaikan harga energi global, dan menjelang Pemilu 2024.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Indonesia Akan Terus Maju di Tengah Tantangan Global
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia terus menunjukkan kinerja ekonomi yang stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5%.
Hal tersebut dapat tercapai meskipun Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan global, mulai dari pandemi Covid-19, kenaikan harga komoditas, hingga ketidakpastian geopolitik.
BACA JUGA: Menko Airlangga Beberkan Upaya Pemerintah Menjaga Stabilitas Perekonomian Nasional
"Kita semua mengetahui bahwa Indonesia bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5%, relatif lebih tinggi dari global rata-rata, karena secara global rata-rata pertumbuhan ekonomi di tahun ini antara 3-3,5%. Demikian pula dengan tahun depan. Sehingga dengan pencapaian tersebut, Indonesia menjadi Top 4 di antara negara G20. Apalagi kita menjadi salah satu negara yang paling cepat keluar dari pandemi Covid-19," ujar Airlangga dalam keterangan, Senin (30/09).
Pada tahun 2021, Indonesia berhasil kembali mencapai pertumbuhan ekonomi 5%, sementara inflasi berhasil ditekan hingga 2,12% pada 2024, dibandingkan dengan 8,36% pada tahun 2014. Hal tersebut menandakan bahwa kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga.
BACA JUGA: Mahasiswi Unsoed Jadi Korban Eksploitasi Seksual
Airlangga juga menyebutkan bahwa angka kemiskinan ekstrem di Indonesia juga berhasil ditekan hingga di bawah 1%, yang sebelumnya masih di atas 5%.
Sementara itu, cadangan devisa Indonesia meningkat dari USD100 miliar pada 2014 menjadi USD150 miliar pada 2024.
Lebih lanjut, salah satu upaya penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yaitu hilirisasi sumber daya alam.
Indonesia kini menjadi produsen nikel terbesar di dunia. Hal tersebut menjadi bagian dari upaya Pemerintah dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai. Kebijakan hilirisasi ini telah membawa dampak besar pada peningkatan nilai tambah dan ekspor Indonesia.
Selain hilirisasi, pembangunan infrastruktur selama 10 tahun terakhir juga berperan penting dalam mendorong konektivitas dan daya saing ekonomi nasional.
Proyek-proyek besar seperti pembangunan jalan tol, bendungan, serta kawasan ekonomi khusus telah mendukung pertumbuhan ekonomi regional dan meningkatkan produktivitas di berbagai sektor.
Dalam konteks ekonomi global, Airlangga menyebutkan keberhasilan Indonesia dalam memimpin G20 selama pandemi Covid-19 dan perang Ukraina, serta peran aktif Indonesia dalam berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA), termasuk Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) dan Progressive Agreement for Trans-Pacific Parnership (CPTPP) untuk pasar yang lebih luas.
Kemudian, Menko Airlangga juga menyoroti pentingnya menjaga daya beli kelas menengah, yang merupakan motor penggerak utama ekonomi Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga terus memperluas akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat melalui program Kartu Indonesia Pintar dan Jaminan Kesehatan Nasional.
“Jumlah kelas menengah itu sekitar 63% atau sekitar 185 juta orang. Dan tadi ada program-program yang telah dilakukan Pemerintah. Fondasi awalnya adalah subsidi energi, kemudian jaminan sosial ketenagakerjaan, salah satunya mencakup jaminan kehilangan pekerjaan. Kemudian program Kredit Usaha Rakyat, terutama untuk mereka yang akan menjadi entrepreneur,” jelas Menko Airlangga.
Airlangga juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi nasional. Diharapkan program-program yang sudah proven dapat dilanjutkan.
"Kami optimistis Indonesia akan terus tumbuh menjadi kekuatan ekonomi global dengan menjaga stabilitas, memperkuat daya saing, dan memastikan kesejahteraan seluruh rakyat," ujarnya. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Motif Congkel Mata di Bogor Ternyata Gara-gara Ini, Mengerikan
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti