jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia terus menunjukkan ketangguhannya dengan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat.
Selama satu dekade terakhir, Indonesia berhasil mempertahankan laju pertumbuhan yang konsisten di kisaran 5%.
BACA JUGA: Menko Airlangga Bahas Penyelesaian I-EU CEPA dengan Dubes Uni Eropa
Capaian ini, kata dia, menjadi bukti Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi terus bergerak maju dengan fundamental ekonomi yang kokoh, stabilitas makroekonomi terjaga, serta peningkatan kesejahteraan sosial yang nyata.
Keberhasilan ini tak lepas dari beragam kebijakan yang berfokus pada transformasi struktural dan penguatan sektor-sektor unggulan.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Bersinergi untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Dengan fondasi ekonomi yang kuat, Indonesia siap menghadapi masa depan, merangkul peluang global, dan terus berkontribusi dalam peta ekonomi dunia.
“Kami lihat tren pertumbuhan ekonomi relatif dalam sepuluh tahun terakhir, kita bisa jaga di 5 persen. Dan 5 persen itu diikuti dengan inflasi yang rendah 2,5 persen. Nah, kalau kita lihat, 10 tahun yang lalu inflasi kita itu di atas 8,36 persen. Jadi, inflasi sudah turun jauh lebih rendah,” ungkap Menteri Airlangga pada Senin (30/9).
BACA JUGA: Dianugerahi Lifetime Achivement dari BKTI-PII, Menko Airlangga Berpesan Begini
“Akibat dari inflasi yang rendah, juga tingkat suku bunga. Karena, kan, kita di periode ini sudah single digit suku bunga perbankan. Bahkan sebelumnya kan double digit,” imbuhnya.
Dalam periode ini, tingkat kemiskinan turun signifikan dari 11,25% menjadi sekitar 9%, dan kemiskinan ekstrem telah mendekati nol.
Lapangan kerja juga meningkat drastis, dengan jumlah pekerja kini mencapai 142 juta orang dibandingkan 118 juta pada 2014.
Cadangan devisa negara pun melonjak dari USD100 miliar pada tahun 2014 menjadi USD150 miliar pada tahun ini.
Meski demikian, Menko Airlangga menegaskan pentingnya upaya ekstra agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih optimal dan target pertumbuhan ekonomi di atas 7% dapat tercapai.
Menurut eks Ketua Golkar itu pertumbuhan ekonomi global yang melambat membuat pencapaian target ini menjadi lebih menantang.
Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan terkait fokus Indonesia dalam upaya diversifikasi pasar ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat, sembari mendorong perjanjian kerja sama ekonomi yang komprehensif (CEPA).
Salah satunya untuk menurunkan tarif masuk yang saat ini masih tinggi, dibandingkan dengan negara-negara seperti Vietnam.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyoroti pentingnya mencapai kemandirian pangan sebagai bagian dari strategi ekonomi jangka panjang Indonesia.
Di tengah tantangan perubahan iklim dan ketergantungan pada impor pangan, pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui pengembangan food estate dan modernisasi teknologi pertanian.
Langkah ini akan mendukung ketahanan pangan nasional di tengah tantangan global yang semakin berat.
Menko Airlangga juga menegaskan bahwa peran anggaran negara sangat penting sebagai shock absorber bagi perekonomian Indonesia, terutama karena status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah.
"Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang tepat saya yakin bahwa Indonesia akan terus maju di tengah tantangan global dan tetap berada di jalur menuju Indonesia Emas 2045," tandas Menko Airlangga. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko Airlangga Beberkan Upaya Pemerintah Menjaga Stabilitas Perekonomian Nasional
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com