Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya

Kamis, 31 Maret 2011 – 09:00 WIB
Aisha Kadhafi, 'Claudia Schiffer' dari Libya

Dia mendukung penuh IRA (Tentara Republik Irlandia) yang oleh Inggris dan banyak negara dicap terorisDia juga menjadi pengacara mantan Presiden Iraq Saddam Hussein yang digulingkan paksa Amerika Serikat.

Jadi, kalau untuk organisasi atau sosok kontroversial saja dia berani menempuh risiko, apalagi untuk bapak sendiri

BACA JUGA: Empat Reaktor Nuklir Jepang Segera Ditutup

Karena itu, tak mengherankan, kemarin di Tripoli dia turun ke jalan, naik ke tank, di tengah terik dan ancaman pengeboman oleh pasukan koalisi sembari meneriakkan, "Muammar Kadhafi adalah orang dan pemimpin hebat."
 
Dialah Aisha Kadhafi, putri Kadhafi
Sebagaimana dilansir Daily Star, sembari mengenakan kerudung, Aisha yang berbaju kurung panjang dengan kerudung itu penuh semangat mengibarkan bendera di hadapan kerumunan pendukung rezim yang berkuasa di Libya sejak 1969 tersebut.
 
Penampilan Aisha itu sejatinya sangat kontras dengan keseharian dirinya

BACA JUGA: Sakit, Empat Jemaah Haji Masih di Mekah

Perempuan berambut pirang tersebut dikenal sebagai "Claudia Schiffer-nya Afrika Utara" karena gaya kesehariannya yang modis
Baju-bajunya adalah produk desainer kenamaan

BACA JUGA: Krisis Nuklir Jepang Makin Parah


 
Selain untuk menyemangati para pendukung sang ayah, yang mendorong Aisha untuk turun ke tengah-tengah pendukung sang ayah adalah kabar kematian adiknya, KhamisMeski kabar tersebut dibantah televisi pemerintah yang menayangkan Khamis di tengah lautan pendukung Kadhafi dua hari lalu, kebencian Aisha kepada negara-negara Barat semakin menggelora
 
Sebab, pada 1986, dia kehilangan sang adik, Hanan, karena pengeboman udara oleh AS"Saya bangun dan menjerit-jerit sebisanya begitu melihat dia meninggalDarah ada di sekujur tubuh saya," ungkapnya kepada Daily Telegraph ketika itu
 
Kabarnya, Aisha memang diminta sang ayah untuk turun ke jalan guna menyemangati para pendukung dan pasukan pro pemerintahEntah benar berpengaruh atau tidak, yang pasti, berbarengan dengan aksi jalanan Aisha itu, pasukan pro-Kadhafi berhasil memukul mundur kubu pemberontak dari Ras LanufRas Lanuf merupakan kota minyak penting di 320 kilometer sebelah timur Tripoli yang baru tiga hari lalu dikuasai pemberontak atas bantuan gempuran udara pasukan koalisi.
 
"Kadhafi menghajar kami dengan roket-roket besarDia telah memasuki Ras Lanuf," kata Faraj Muftah, salah seorang anggota pasukan anti-Kadhafi, kepada Daily Mail.
 
Gempuran pasukan Kadhafi itu dimulai saat menghalau gerak pemberontak yang hendak memasuki Sirte, kota kelahiran KadhafiMelalui medan gurun pasir yang berat, loyalis Kadhafi terus mendesak posisi pemberontak yang harus terus mundur mendekati "ibu kota" mereka, Benghazi.
 
Pasukan koalisi sebenarnya juga terus membombardir basis-basis pertahanan pro-KadhafiTapi, tampaknya, hal itu tak begitu berarti dalam upaya melemahkan kekuatan para pendukung sang kolonel
 
Terpukulnya pemberontak tersebut merupakan setback atas keberhasilan menguasai kota-kota di bagian timur Libya selama tiga hari iniMungkin karena itu pula koalisi semakin serius mempertimbangkan pernyataan Presiden AS Barack Obama untuk mempersenjatai pasukan pemberontak.
 
"Kami memang belum memutuskan (ide mempersenjatai pemberontak) ituTapi, kami juga belum sepenuhnya menghapus kemungkinan tersebut," kata Susan Rice, duta besar AS untuk PBB
 
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton malah secara tegas menyatakan bahwa mempersenjatai pemberontak itu bukanlah pelanggaran Resolusi 1970 PBBPerdana Menteri Inggris David Cameron juga secara terbuka mendukung ide Obama tersebut.
 
Padahal PBB sudah tegas menerapkan embargo senjata di LibyaArtinya, siapa pun tak boleh mengirimkan senjata ke negeri Afrika Utara itu, baik pasukan pemerintah maupun pemberontak
 
Sekjen NATO Anders Forgh Rasmussen termasuk yang menentang ide kontroversial Obama itu"Kita di Libya untuk melindungi warga sipil, bukan malah mempersenjatai mereka," tegasnya sebagaimana dikutip The Guardian(c5/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Antipenguasa Beraksi, PM Syria Mundur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler