Ajudan Bonaran Situmeang Dikonfrontir dengan Saksi Lain

Sabtu, 14 Desember 2013 – 06:55 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rupanya tidak berhenti hanya memeriksa lima saksi untuk tersangka mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar, secara terpisah.

Pada pemeriksaan, Jumat (13/12), kelima nama yang diduga terkait langsung aliran dana suap untuk Akil dari perkara pemilihan Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) yang ditangani MK tahun 2011 lalu, dikonfrontir langsung.

BACA JUGA: Dituduh Berzina, TKI Diancam Rajam Hingga Mati

Masing-masing ajudan Bupati Tapteng Bonaran Situmeang, Daniel Situmeang, mantan anggota DPRD Tapteng, Bakhtiar Ahmad Sibarani, pengusaha Aswar Pasaribu, Syaiful Alamsyah Pasaribu dan Hetbin Pasaribu.

Diduga mereka dikonfrontir, karena dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik KPK terhadap masing-masing pihak sebelumnya, terdapat keterangan yang tidak bersesuaian antara penjelasan yang satu dengan yang lain.

BACA JUGA: Inspektorat Pemda Harus Pelototi Pengadaan Barang

“Iya benar, tadi saya dipanggil lagi oleh KPK untuk diperiksa sebagai saksi terkait pinjaman uang kepada Bonaran Situmeang (Bupati Tapteng). Tapi tidak seperti pemeriksaan kemarin, kali ini kita dikonfrontir. Ada lima orang yang diperiksa sebagai saksi,” ujar Aswar Pasaribu di Jakarta, Jumat (13/12) malam.

Menurut Aswar, sama seperti penjelasan sebelumnya, kepada penyidik ia mengaku memberikan uang pinjaman kepada Bonaran, yang diserahkan lewat salah seorang saudaranya, Hetbin Pasaribu. Dengan perjanjian uang akan dikembalikan dua minggu setelah dilakukan pinjaman. Namun akhirnya baru dikembalikan dua bulan kemudian. Tapi saat ditanya akan digunakan untuk apa uang tersebut, Aswar mengaku tidak mengetahuinya.

BACA JUGA: Mantan Ketua DPC PD Siap Kembalikan Uang

Dihubungi terpisah, Hetbin juga menyatakan hal senada. Kepada penyidik, ia mengaku bersama-sama dengan Daniel Situmeang menyerahkan uang yang berasal Aswar dan Syaiful, kepada Bakhtiar Ahmad Sibarani.

“Nah pada awal pemeriksaan tadi, Daniel sepertinya terus berkelit. Tapi lama-lama ia mengakuinya. Karena kita kan mengatakan apa adanya, makanya dia tidak bisa menghindar,” ujar Hetbin saat ditanya seperti apa proses yang mereka jalani ketika ditanya oleh penyidik KPK.

Sikap Daniel yang terus berkelit saat dikonfrontir, juga dibenarkan Aswar. Namun sama seperti penjelasan Hetbin, Daniel menurutnya tidak dapat menghindar. Pasalnya, pada saat uang tersebut diantarkan ke Bakhtiar, dirinya terus berhubungan dengan Hetbin lewat telepon genggam. Sementara Bonaran, juga melakukan hal yang sama dengan terus menghubungi Daniel.

“Jadi apalagi yang mau kita tutupi. Bakhtiar juga sudah membenarkan kalau uang yang dipinjam Bonaran dari saya sudah dikembalikan. Itu besarnya sebanyak Rp 500 juta,” ujar Aswar.

Dengan adanya penjelasan secara terang benderang dari dua pengusaha yang memberi pinjaman dan orang yang mengantarkan uang pinjaman tersebut, maka bola panas kini berada di tangan Bakhtiar Ahmad Sibarani.

Diduga lewat Bakhtiar, uang tersebut disalurkan ke Akil melalui mantan Ketua KPU Sumatera Utara, Irham Buana Nasution yang disebut-sebut sebagai tangan kanan Akil terkait kepengurusan perkara Pilkada di Sumut yang masuk ke MK.

Selain lewat Bakhtiar, uang untuk Akil juga diduga disalurkan lewat rekening istri Irham, Khalijah Lubis. Untuk dugaan tersebut, KPK beberapa waktu lalu telah memeriksa Irham hingga tiga kali.

Demikian juga dengan sang istri, sudah pernah diperiksa sebanyak satu kali. Saat dimintai tanggapannya atas hal tersebut, Irham masih terus berkelit. (gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Akbar Ingatkan Lagi soal Pentingnya Konvensi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler