“Saya orang pertama yang merasa sedih bila paradigma sesaat ini tidak segera dikembalikan ke jalurnya,” kata Akbar Tandjung, di kediamannya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/3).
Dijelaskan Akbar, posisi dilematis yang saat ini di tempati Golkar bermula dari hasil keputusan kongres Partai Golkar di Bali tahun 2004 yang sarat dengan kepentingan sesaat hingga menjadikan Jusuf Kalla sebagai ketua umum.
“Sekarang posisi Golkar tidak jelasSebagai penyeimbang bukan dan sebagai pemerintah juga bukan
BACA JUGA: PAN Fokus ke Pemilih
Padahal posisi itu penting dan pimpinan partai harus menjelaskannya kepada seluruh kader partai,” tegas Akbar Tandjung.Menurut mantan Ketua DPR RI itu, dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi posisi penyeimbang itu sesungguhnya juga penting
BACA JUGA: Kalla-SBY Bercerai, PDIP Merasa Untung
Pemahaman pentingnya posisi inilah hingga kini belum dimiliki oleh Partai Golkar.”Dalam persepsi Akbar Tandjung, partai Golkar hingga kini belum tuntas dalam memperbaharui paradigmanya
BACA JUGA: HMI Bangga Kalla Jadi Capres
“Karena itu, saya masih tetap mengurus Partai Golkar agar komitmen untuk memperbaharui itu benar-benar bisa dilaksanakan secara baik,” kata Akbar(fas/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditolak MK, 22 Partai Baru Ancam Demo
Redaktur : Tim Redaksi