jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam angkat bicara soal kasus AKBP Beni Mutahir yang tewas ditembak seorang tahanan kasus tindak pidana narkoba berinisial RY.
Saiful pun menyebut kasus itu sebagai premanisme tingkat elit.
Dia juga mempertanyakan mengapa polisi bisa kalah dengan seorang tahanan rutan.
"Pertanyaannya, selemah itukah aparat kepolisian kita," tanya pakar hukum tata negara Universitas Indonesia itu kepada JPNN.com, Selasa (22/3).
BACA JUGA: Polisi Menangkap RLS, Lainnya Siap-siap Saja
Dia berharap peristiwa seperti ini tidak terjadi kembali karena menunjukkan polisi sebagai penegak hukum tidak berkutik di tangan pelaku kejahatan.
"Bagaimana marwah penegak hukum kalau seperti demikian," kata Saiful bertanya-tanya.
BACA JUGA: AKBP Beni Mutahir Jadi Korban Penembakan, Bagaimana dengan Kasus Kelalaiannya? Â
Menurut Saiful, adanya kasus tersebut membuat publik makin tidak percaya dengan dengan pola keamanan dan ketertiban yang dilakukan kepolisian.
"Mestinya dapat terukur dan presisi dalam melakukan segala tindakan hukum, tidak justru menjadi korban oleh orang-orang yang melakukan kejahatan," ujar Saiful.
Sebelumnya, peristiwa itu terjadi di salah satu rumah di Jalan Mangga Hoangobotu, Kota Gorontalo, Senin (21/3) sekitar jam 04.00 WITA.
Tim Polda Gorontalo pun sudah menangkap pelaku penembakan terhadap AKBP Beni Mutahir.
Pelakunya adalah RY, seorang tahanan kasus tindak pidana narkoba.
Pelaku ditangkap setelah sempat mencoba melarikan diri pada Senin (21/3) pagi. (cr1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituduh Menipu, Gilang Juragan99 Kecam Tindakan Polisi
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Dean Pahrevi