Akhirnya Luhut Binsar Buka Suara: Sejujurnya Saya

Kamis, 04 November 2021 – 19:37 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terseret polemik tes PCR. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Nama Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terseret polemik tes PCR.

Berbagai pihak menginginkan kejelasan langsung dari Luhut terkait bisnis alat tes PCR tersebut.

BACA JUGA: Polemik Bisnis Tes PCR Urusan Gawat, Luhut Binsar Diminta Buka Suara

Luhut Binsar pun buka suara melalui akun Instagram miliknya @luhut.pandjaitan.

Luhut Binsar menyampaikan tidak pernah mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) dalam pengadaan alat tes PCR.

BACA JUGA: Pengamat Sebut Kejanggalan soal Tes PCR Harus Diusut Tuntas

"Seperti sama sama kita tahu, pada masa masa awal pandemi tahun lalu, Indonesia masih terkendala penyediaan tes Covid-19. GSI tujuannya bukan mencari profit bagi pemenang saham," tulis Luhut.

Menurut dia, partisipasi diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekanan dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lainnya.

BACA JUGA: 5 Fakta soal Bisnis Alat Tes PCR yang Menyeret Nama Luhut Binsar

"Sepakat membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas besar dan bantuan melalui perusahaan tersebut sebagai upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal," beber Luhut.

Luhut juga menyatakan tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau lainnya pada pemegang saham.

Keuntungan GSI, menurut dia juga, banyak digunakan untuk memberi tes PCR gratis kepada masyarakat.

"Kepada mereka masyarakat yang tidak mampu, hingga tenaga kesehatan di garda terdepan termasuk untuk RSDC Wisma Atlet," ungkapnya.

Luhut menyebut selalu mendorong harga tes PCR murah, contohnya pada September 2021 lalu, meminta penurunan harga res antigen.

"Beberapa moda transportasi sebelumnya menggunakan tes PCR menjadi persyaratan utama," ungkapnya.

Luhut pun menyebut aturan PCR merupakan kebijakan yang diambil atas dasar risiko penularan dari mobilitas dan penurunan disiplin protokol kesehatan.

"Sejujurnya saya tidak terbiasa untuk melapor atau menunjukkan segala bentuk donasi seperti ini," ungkapnya.

Kendati demikian, pihaknya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta.

"Karena ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan, tetapi ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus untuk melihat negeri ini bangkit dari pandemi," kata dia.

Luhut Binsar juga berharap agar semangat solidaritas yang digalak berbagai pihak bisa bermanfaat untuk pemulihan NKRI.

"Bukankah itu semua harapan kita bersama selama ini? tegas Luhut Binsar. (mcr10/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler