jpnn.com - JAKARTA – Ade Komarudin harus kehilangan kursi Ketua DPR RI.
Itu terjadi setelah Ade dilengserkan dalam rapat pleno Partai Golkar, Senin (21/11).
BACA JUGA: Jokowi dan Prabowo Makin Mesra, Gerindra Segera Merapat ke Pemerintah?
Nantinya, posisi pria yang karib disapa Akom itu akan digantikan Ketum Golkar Setya Novanto.
"Sekarang tinggal bagaimana DPP maupun fraksi untuk melakukan lobi politik. Jadi bukan mengganti, tapi mengembalikan posisi SN seperti semula," ujar Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Yorrys Raweyai.
BACA JUGA: Ketua MPR Ingatkan Generasi Muda Jaga Kebinekaan
Dalam pleno itu, fraksi Partai Golkar di DPR ditugaskan melakukan pembicaraan dengan sejumlah pimpinan.
Di antaranya adalah pimpinan dewan, pimpinan fraksi.
BACA JUGA: Ayo Pilih! Kalah Satu Sama Dengan Keok Sejuta Suara
Sementara itu, DPP Golkar akan membangun komunikasi dengan internal.
"Ada wanbin, dewan pakar, ada dewan kehormatan," tutur Yorrys.
Pria kelahiran Papua itu mengatakan, pergantian dilakukan bukan karena Akom melakukan kesalahan.
Namun, untuk mengembalikan posisi Novanto yang mengundurkan diri karena tersandang kasus Papa Minta Saham.
Pasalnya, sudah ada keputusan Mahkamah Konsitusi bahwa Novanto tidak bersalah yang ditindaklanjuti Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
"Ade nggak ada salah apa-apa. Ini soal etika dan wibawa partai. Ada keinginan dan berangkat saat kami ratas pada 8 November pascaputusan MK," tegas Yorrys.
Lantas, bagaimana dengan posisi Akom?
"Apakah dia kembali ketua fraksi, nanti kami bicara ke dalam. Tapi, yang penting ada kesepakatan mengembalikan posisi ketua umum seperti semula," pungkasnya. (dna)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim: Ada yang Ingin Kacaukan Perbankan Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi