jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin tidak mau menempatkan dirinya dalam pro dan kontra sistem pemilihan umum (Pemilu) 2019 mendatang. Apakah proporsional terbuka seperti sekarang atau kembali lagi ke proporsional tertutup.
Kedua model tersebut menurut politikus yang akrab disapa Akom, sama-sama punya kelebihan dan kekurangan. Tergantung masing-masing orang melihat sistem pemilihan seperti yang yang terbaik.
BACA JUGA: Empat Pejabat Sumut Kembali Digarap KPK
"Tentu sebagai speaker saya tidak bisa patok sistem mana yang akan dipakai. Saya juga tidak mematok presidensial threshold, saya tidak dalam posisi itu. Hanya parpol-parpol yang berhak atas itu," kata Akom di gedung DPR Jakarta, Jumat (22/7).
Karenanya, lanjut mantan Ketua Fraksi Golkar DPR tersebut, sistem pemilihan terbuka atau tertutup tergantung dari kepentingan parpol masing-masing. Namun demikian ia mengingatkan bahwa konsolidasi demokrasi tidak boleh mundur. Harus maju.
BACA JUGA: Bareskrim Cecar Fadel soal Tambang Emas di Gorontalo
"Yang lemah harus diperbaiki, yang kurang diperbaiki. Yang sudah kuat semakin dikuatkan. Kira-kira sistem apa yang harus dipakai, bahwa konsolidasi demokrasi tidak boleh mundur tapi harus maju. Silakan terjemahkan sendiri," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Wagub Djarot Tak Tahu Pemprov DKI Beli Aset Sendiri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Gugat ke MK, Sekarang PKB Dukung Proporsional Terbuka
Redaktur : Tim Redaksi