AKP Sulman Cabut Ucapan, Pengamat: Terlambat, Rakyat Sudah Terlanjur Percaya

Kamis, 04 April 2019 – 23:08 WIB
AKP Sulman Aziz

jpnn.com, JAKARTA - Akhir pekan lalu, publik dikejutkan dengan pengakuan AKP Sulman Aziz yang mengaku diminta untuk dukung pasangan nomor urut 01. Namun, sehari berselang, Sulman menarik semua pernyataannya dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Barat.

Pengamat sekaligus Dekan Fakultas Hukum Universitas Nasional (Unas) Ismail Rumadan menilai, langkah AKP Sulman itu sudah terlambat. Menurutnya, publik sudah terlanjur menerima pengakuan awalnya sebagai fakta.

BACA JUGA: Kasus AKP Sulman Aziz: Desas – desus Ketidaknetralan Sudah Lama?

"Sudah terlambat ketika pernyataannya sudah dianggap benar oleh publik yang sudah viral di media masaa maupun media sosial," terang Ismail di Jakarta, Selasa (4/4).

BACA JUGA: Kasus AKP Sulman Aziz Bakal Berlanjut, Ini Indikasinya

BACA JUGA: Bikin Pengakuan Heboh, Eks Kapolsek Pasirwangi Bakal Dihukum?

Sebaliknya, dia mempertanyakan kenapa Sulman justru meralat atau menarik ucapan. Ismail pun menduga adanya tekanan terhadap Kapolsek Pasirwangi itu. Terlebih koreksi pernyataan disampaikan di Mapolda Jawa Barat.

"Saya punya keyakinan bahwa pecabutan pernyataan oleh saudara Sulman Aziz suatu bentuk tekanan dari atasan yang bersangkutan, terlebih lagi pernyataan itu disampaikan di kantor Mapolda Jabar," sambungnya.

BACA JUGA: Kasus AKP Sulman Aziz Bakal Berlanjut, Ini Indikasinya

Kendati demikian, Ismail mengembalikan penilaian terkait pengakuan Sulman kepada publik. Ia menyebut masyarakat sudah pandai memilah dan memilih informasi di era digital saat ini. Dia pun mengingatkan, sebagai lembaga negara, Polri harus berdiri di atas semua kepentingan.

"Masyarakat tentu sudah pandai menilainya, mana pernyataan yang tulus dan mana pernyataan yang didasarkan pada tekanan," tukasnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: AKP Sulman Harus Diproses Hukum seperti Ratna Sarumpaet


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler