Akselerasi Kostratani dan Food Estate Libatkan Petani Milenial di Pulang Pisau

Kamis, 01 Oktober 2020 – 15:10 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, PULANG PISAU - Program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dan Food Estate makin membumi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Petani milenial kompeten pun dilibatkan secara massal dalam mengeksplorasi Kostratani dan Food Estate tersebut.

BACA JUGA: Usai Mendampingi Presiden, Mentan SYL: Kawasan Food Estate Menerapkan Teknologi Modern

Berbekal latar belakang akademisi yang kuat, mereka diharapkan melahirkan banyak inovasi kreatif untuk mendukung produktivitas.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan petani milenial selalu menjadi elemen penting dalam konsep pertanian modern.

BACA JUGA: Kementan Perkuat Digitalisasi Kostratani Sebagai Ujung Tombak Kesuksesan Sektor Pertanian

“Mereka memiliki ide dan gagasan luar biasa,” tegasnya, Kamis (1/10).

Menurut Mentan SYL, petani milenial juga identik dengan teknologi sehingga bagus untuk mendorong perubahan positif.

BACA JUGA: BPPSDMP Kementan Bangun Soliditas Pengembangan Food Estate Merespons Restriksi Pangan Global

“Kostratani dan Food Estate akan cepat berkembang di Pulang Pisau dengan kehadiran para milenial di sana," yakin Syahrul.

Mentan SYL menilai kehadiran petani milenial dengan latar belakang pendidikan yang kuat membuat pertanian makin kompetitif di Pulang Pisau.

“Bukan hanya volumenya, tetapi keragaman jenisnya akan terus bertambah. Dengan inovasi yang diberikan oleh para milenial ini, pertanian Pulang Pisau tentu akan memiliki daya saing lebih,” ujar Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BBPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan Kostratani dan Food Estate di Pulang Pisau akan didukung 15 nama petani milenial yang berasal dari empat institusi pendidikan.

Dia menyebut ada Universitas Palangkaraya, Universitas Lambung Mangkurat, Polbangtan Banjarbaru, dan SMK PP Banjarbaru.

“Komposisinya adalah mahasiswa aktif hingga para alumnusnya,” kata Dedi.

Ia menambahkan dari 15 orang itu slot besar dimiliki Universitas Palangkaraya dengan sembilan nama yang akan menjadi pendamping bagi petani-petani di Pulang Pisau.

“Kalau sudah ada petani milenial dan penyuluh rasanya tenang. Sebab, Kostratani akan memberdayakan seluruh fungsi BPP dan elemennya. Kehadiran mereka akan mempercepat transformasi pengetahuan dengan muara produktivitas," ujar Dedi.

Ia menambahkan komoditi unggulan yang dikembangkan di Pulang Pisang makin beragam, di antaranya sayuran dengan luas total 29 hektare.

Jenis yang dikembangkan meliputi sawi, kangkung, hingga cabai rawit.

Wilayah ini juga menjadi sentra komoditi nanas dengan luas produksi sekitar 50 hektare.

Selain itu juga ada komoditas padi dan karet.

Ditambah lagi BPP Pulang Pisau memiliki sembilan penyuluh, 113 kelompok tani, sembilan gapoktan, dan 115 poktan.

Menurut Dedi, produktivitas dengan sebaran komoditasnya akan mendatangkan manfaat ekonomi yang maksimal bagi petani.

“Petani sudah menjadi profesi yang menarik bagi anak muda. Mereka ini banyak yang menjadi petani. Mereka mengembangkan beragam komoditas," jelas Dedi lagi.

Menurut Dedi, petani milenial dalam beberapa tahun terakhir terus tumbuh menjanjikan.

Dia pun menambahkan bahwa Kementan sedang giat-giatnya menggenjot regenerasi petani dengan membangun habitat kids zaman now di sektor pertanian.

“Hingga pertengahan April 2020, jumlah petani milenial mencapai 2,7 juta nama. Nilai ini memiliki slot sekitar delapn persen dari total petani yang mencapai 33,4 juta orang. Makin menarik, mereka sukses mengembangkan usahanya,” kata Dedi.

Alumnus Program Studi (Prodi) Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Polbangtan Banjarbaru Maliyah mengatakan di Pulang Pisau petani milenial akan menerapkan beragam inovasi dan terobosan.

Menurut dia, mereka akan mengembangkan mina padi dengan memanfaatkan potensi gambut dan rawa.

Selain itu, kata dia, ada juga konsep padi surjan, kombinasi tanaman padi dengan hortikultura. Selain itu, tanaman pendampingnya adalah jeruk

Luasannya 10 hektare dan berlokasi di Blantisiam, Pandi Batu, Pulang Pisau.

"Kami sangat bangga dilibatkan dalam program besar Kostratani dan Food Estate. Kami bisa makin nyata berkontribusi terhadap sektor pertanian Pulang Pisau,” kata Maliyah.

Ia mengatakan bahwa persiapan untuk program sudah bagus, dan lahannya potensial serta survei pun sudah dilakukan.

“Kami sudah siapkan beberapa rencana untuk menaikkan kuantitas dan kualitas pertanian Pulang Pisau sekaligus," kata Maliyah. (eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler