Aksi 4/11 dan Berkah Baju Putih untuk Segelintir Kalangan

Kamis, 03 November 2016 – 13:52 WIB
Toko penjual atribut aksi FPI di Petamburan. Foto: Amjad/JPNN

jpnn.com - Jelang aksi Bela Islam II 4 November ‎nanti, ada yang kebagian berkah.

Itu adalah para penjual atribut aksi, termasuk salah satu toko yang terletak di depan Mabes FPI di Petamburan, Jakarta

BACA JUGA: Anak-anak Itu Terpaksa Menjadi Kuli di Pelabuhan

MUHAMMAD AMJAD

Adzan maghrib sayup-sayup berkumandang, sebuah toko dengan manekin terpajang di depan Mabes FPI di Petamburan baru saja dibuka penjaganya.

BACA JUGA: Aroma Mistis Jembatan Iblis, Misteri si Kucing Hitam

Dua orang terlihat masuk kemudian memilah-milah pesanannya.

Saat JPNN berusaha masuk, lelaki dengan peci abu-abu kemudian menghardik. Maksud untuk sedikit bertanya terkait toko, ditolaknya mentah-mentah.

BACA JUGA: Mengharukan...Sempat Hilang Harapan, Kini Ingin Segera Menikah

Mereka menegaskan tak suka karena akan diwawancara.

"Mau tanya-tanya? Nggak bisa mau salat maghrib dulu," ujarnya dengan isyarat menyuruh pergi.

Usai salat, JPNN kembali tapi tetap dia bergeming dan menolak untuk diwawancara.

Bahkan, rekannya yang lain menghalangi dan meminta JPNN untuk segera pergi dari area toko.

Memang, suasana toko saat itu cukup ramai, banyak orang lalu lalang masuk kemudian keluar menenteng kain berwarna putih terbungkus plastik dan tertali rafia dengan rapi.

 Bukan cuma satu ikat, tapi ada yang membawa dua sampai tiga ikat sekaligus.

Kalau diamati, satu ikat jumlahnya bisa sampai sepuluh kain.

Rupanya, mirip seperti baju berwarna putih, plus celana putih yang terpajang di depan etalase toko.

Saat JPNN menyamar, dengan mengenakan baju koko, peci, kemudian mendekat ke toko tadi, barulah disambut baik beberapa orang.

Tapi, tentu saja JPNN tak memperkenalkan diri sebagai wartawan, melainkan anggota massa aksi dari daerah.

Lelaki yang mengaku sebagai anggota laskar FPI itu, kemudian bercerita panjang lebar mengenai toko yang malam itu memang ramai.

"Biasanya nggak seramai ini. Sepi hari-harinya, cuma memang kalau mau ada aksi baru ramai," kata lelaki paruh baya itu.

Meski tak memperkenalkan namanya, lelaki itu sempat dipanggil Jay oleh rekan-rekannya yang lain.

‎Dia tahu betul berapa banyak omzet yang didapatkan kalau sudah memasuki masa melakukan aksi seperti ini.

"Tapi yang di toko ini tak dijual bebas, harus punya kartu anggota untuk beli, karena ini khusus anggota (laskar FPI)," tuturnya.

Toko tanpa nama inilah yang menurut lelaki paruh baya tersebut mampu memberikan pemasukan untuk organisasi.

Sebab, toko itu merupakan koperasi yang dibangun  anggota laskar.

Keuntungannya, dikembalikan lagi untuk gerakan kelaskaran.

"Jadi kalau kita ada demo duitnya ya dari hasil-hasil ini (sambil menunjuk toko, red). Ini dari kita untuk kita, berita yang nyebut demo dibayar nggak benar itu, media itu bohong, nggak ada kita yang disuap," ucapnya sembari melotot.

Apabila sedang ada kegiatan, memang banyak pakaian laskar yang laku dijual‎.

Semuanya serba putih, ada baret putih, kemeja putih, celana putih dan sandal selop kulit berwarna putih.

Di sampingnya, ada bendera Laskar Pembela Islam terpampang.

"Besok lihat saja, banyak yang pakai baju-baju ini. Itu pasti anggota. Ya kalau jumlah pastinya berapa nggak tahu, yang pasti jutaan lah uang masuk kalau ramai begini," ucapnya.

Dulu, baju laskar ini sempat dijual secara bebas kepada masyarakat siapa saja.

Namun, seiring beberapa kejadian, akhirnya hanya anggota saja yang bisa membeli baju-baju laskar tersebut.

"Kalau dijual bebas, ada penyusup beli, jadi bahaya. Nanti bikin rusuh pakai baju itu, yang kena kami. Nggak boleh dijual kecuali punya kartu anggota," tandasnya.

Mereka enggan menjelaskan secara resmi berapa harga satu set baju laskar tersebut.

Namun, melihat model, bahan dan lengkapnya atribut, setidaknya dibutuhkan ratusan ribu untuk memilikinya dalam bentuk satu set.(dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Muda itu Bilang, Semua yang Dikatakan Donald Trump Benar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler