Aksi Bela Ulama Bareng Pekan Gawai Dayak, Semoga Adem...

Sabtu, 20 Mei 2017 – 07:06 WIB
SIAP SIAGA. Personel dari kompi 641 C/Raider dan 7 Koramil juga disiagakan di Bengkayang, Jumat (19/5). KURNADI/Rakyat Kalbar

jpnn.com, PONTIANAK - Aparat kepolisian dan TNI tampak bersiaga dengan senjata lengkap di sejumlah ruas jalan dan bangunan vital seperti kantor pemerintah dan rumah ibadah, di Kota Pontianak, Kalbar.

Pengamanan berkaitan dengan pelaksanaan Aksi Bela Ulama yang berbarengan dengan hari pertama Pekan Gawai Dayak XXXII, hari ini (20/5).

BACA JUGA: Akibat Tergoda Wanita, Remaja Akhirnya Merana

Polisi sendiri tampaknya mengantisipasi situasi keamanan dengan serius. Salah satu buktinya dengan tibanya tambahan pasukan Brimob yang dikirim dari Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Pasukan yang berjumlah sekitar 400 personel itu tiba di bandara Internasional Supadio Pontianak pada Kamis (18/5) malam, disambut langsung oleh Kasat Brimob Polda Kalbar, Kombes Pol Agus Tri Heryanto.

BACA JUGA: Teriakan Bandit Gegerkan Rumah Sakit Polda

Kepada awak media, Agus menjelaskan bahwa pasukan tersebut memang di datangkan untuk mengamankan rencana aksi damai 205 yang bertepatan dengan Pelaksanaan Pekan Gawai Dayak.

“Agar jangan sampai ada konflik horizontal karena (sampai terjadi konflik, red), kasihan masyarakat,” tuturnya.

BACA JUGA: Egi Memang Keterlaluan, Jahat Banget

Ia menegaskan, dari Brimob Polda Kalbar sendiri telah menyiapkan 7 kompi pasukan Brimob yang jumlahnya 1.000 personel. Agus Tri menegaskan bahwa pasukannya siap untuk menghadapi jika kemudian terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita lihat situasinya, kalau landai-landai saja kita gunakan protap kepolisian, tapi kalau eskalasi meningkat sampai terjadi huru-hara, terpaksa kita akan menggunakan protap tahun 2010 tindakan antianarkis,” tukas Agus.

Ia menjelaskan bahwa personel tambahan dari Mako Brimob Kelapa Dua tersebut akan difokuskan di dua lokasi yang menjadi pusat kegiatan pada hari ini (19/5), yakni di Rumah Radakng dan di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

“Dua lokasi ini harus aman dari massa yang ingin memanfaatkan situasi dan aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kapolda Kalbar Brigjen Erwin Triwanto menegaskan kesiapan pihaknya untuk menjaga dan mengamankan situasi kamtibmas di Kalbar.

“Kita sudah melaksanakan antisipasi secara maksimal dengan melibatkan seluruh komponen, TNI juga terlibat, Polri juga terlibat, kita juga mendatangkan pasukan dari Kelapa Dua, termasuk juga dari masyarakat membantu kita untuk terjaminnya situasi di Kalbar,” jelasnya.

Ia juga sebelumnya sudah mengeluarkan maklumat tentang Larangan Penyampaian Pendapat di Muka Umum dan Kegiatan Lain yang Dapat Mengganggu Ketertiban Umum di Wilayah Kalbar. Ia menilai kondisi Kalbar sendiri terbilang aman.

“Secara umum situasi di Kalimantan Barat tenang, yang ramai itukan di media sosial, ya saya mohon kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh media sosial, kalau ada suatu kegamangan, ada suatu keraguan, tanyakan kepada aparat keamanan situasi,” papar Erwin.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang ikut dalam kegiatan tanggal 20 Mei, baik aksi damai maupun Pawai Gawai Dayak untuk tidak membawa senjata tajam. “Kalau membawa ke jalan akan kita tangkap,” tegasnya.

Gubernur Cornelis juga mengharapkan semua pihak dapat menghormati. Ia menuturkan bahwa Pekan Gawai Dayak adalah event tahunan dan juga agenda nasional, sementara Aksi Bela Ulama pun merupakan hak semua warga negara untuk menyampaikan aspirasinya.

“Aksi apa pun,sepanjang tidak anarkis, silakan untuk dilakukan. Kegiatan itu hak masing-masing, yang penting tidak mengganggu orang lain,” ujarnya, Jumat (19/5).

Terkait dua kegiatan berbeda dalam waktu yang sama tersebut, Cornelis menyatakan, bahwa kegiatan rutin Pekan Gawai Dayak akan dihadiri beberapa tamu dari Kedubes Negara-negara Sahabat.

Seperti tahun-tahun sebelumnya akan banyak wisatawan mancanegara yang datang. Maka dari itu, sudah pasti negaram, dalam hal ini TNI-Polri, akan terlibat dalam pengamanan.

Demikian pula dengan aksi damai Bela Ulama. Sebagaimana yang terjadi di daerah lain, tentu negara juga akan hadir dalam pengamanannya.

Untuk itu, Cornelis berharap agar masyarakat tidak panik dan tidak mudah termakan isu-isu provokatif maupun berita-berita hoaks yang sengaja disebar oleh pihak-pihak yang menginginkan persatuan dan kesatuan nasional khususnya keharmonisan masyarakat Kalimantan Barat retak.

"Soal Aksi Damai Bela Ulama dan Pekan Gawai Dayak yang bertepatan waktunya saya minta masyarakat jangan khawatir, saya pastikan negara hadir di tengah masyarakat. Kita ada Polri dan tiga matra TNI, kita juga punya pemerintah provinsi dan Pemkot Pontianak, yang sudah siap untuk mengamankan daerah kita,” tuturnya.

Pekan Gawai Dayak sendiri adalah sebuah ajang kreatifitas masyarakat Dayak dalam melestarikan Budayanya dan digelar pada bulan Mei tiap tahunnya.

Dalam acara tersebut akan digelar berbagai perlombaan baik seni tari, seni ukir, seni lukis, hingga Pemilihan Bujang–Dara.

Acara tahunan tersebut juga sebagai sarana sosialisasi Budaya Dayak sebagai bagian warisan nusantara agar lebih dikenal. Terbukti, hampir tiap digelar, event tersebut selalu dikunjungi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Menjawab keinginan banyak pihak akan kedamaian, Walikota Sutarmidji menyampaikan ketegasannya bahwa Pontianak harus tetap aman. ”Karena sebagai kota jasa dan perdagangan, modal utamanya adalah keamanan," terangnya.

Ia percaya aparat keamanan dapat menjaga ketertiban dan keamanan. Namun demikian, dia berharap agar tidak terjadi kondisi yang buruk.

"Kita juga harus mengedepankan langkah-langkah persuasif, walaupun sudah dilakukan upaya-upaya mengurangi atau meniadakan hal-hal yang menimbulkan rasa tidak nyaman, kita waspada. Karena sebagian orang masih ada yang ingin ada keributan," beber Sutarmidji.

Sementara itu, Jumat (19/5) sore, apel gelar pasukan Polri, TNI, serta Instansi terkait, dilaksanakan di Alun-Alun Kapuas.

Apel tersebut dipimpin langsung oleh Walikota Pontianak Sutarmidji, Kapolresta Pontianak Kombes Iwan Imam Susilo dan Dandim 1207/BS Kolonel Infanteri Jacky Ariestanto.

Gelar pasukan tersebut sebagai wujud kesiapan untuk mengamankan pelaksanaan Aksi Bela Ulama dan Pekan Gawai Dayak XXXII.

“Kami berharap agar kegiatan besar warga Pontianak besok berjalan dengan aman, lancar dan tertib, dan warga dihimbau agar dapat bersama menjaga situasi yang kondusif,” ujar Iwan.

Ia meyakinkan kesiapan jajarannya mengantisipasi pelaksanaan dua kegiatan yang dilangsungkan di hari yang sama tersebut.

“Besok Sabtu pagi (hari ini,red), personel pengamanan sudah berada di titik yang dilewati rute pawai dan tempat kegiatan utama, untuk memantau kesiapan sekaligus mengenali lingkungan sekitar,” bebernya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja, mungkin akan ada sejumlah ruas jalan yang dipadati oleh dua kegiatan tersebut.

Berdasarkan informasi dari Kapolresta Pontianak, rencananya pawai gawai Dayak akan mengambil sejumlah rute ruas jalan di kota Pontianak.

Dimulai dari rumah Radakng menuju simpang kantor pajak dan menuju jalan Teuku Umar hingga Diponegoro. Setelah berbelok ke arah jalan Gajah Mada, peserta Gawai Dayak akan memutar sebelum pasar Flamboyan untuk kembali ke Rumah Radakng.

Sementara itu, rencana rute yang akan digunakan oleh peserta Aksi Bela Ulama hanya sekitar jalan Ahmad Yani saja. Hal ini disampaikan oleh Agus Setiadi ketua Persatuan Orang Melayu (POM) saat ditanya rencana aksi 20 Mei pada Kamis (18/5).

“Rutenye sih sementare ini kita dari Mujahidin ke Polda saja, karena kite bawa habib dan ulama kite kan, kalau ada yang mau pawai di luar rute itu mungkin kelompok-kelompok kecil, tidak ada komando, mungkin mau nengok kote ni dari daerah kan,” ujarnya.

Agus sendiri memastikan aksi 20 Mei akan berjalan sebagaimana direncanakan. “Surat (pemberitahuan aksi) sudah kita masukkan Rabu (17/5) sore, jam 4,” ungkapnya, seperti diberitakan Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group).

Ia meyakinkan bahwa aksi tersebut berlangsung tenang dan damai. “Kita yakin aman, sepanjang aparat bersikap adil, tidak represif, tidak mancing-mancing,” pungkasnya.

Di sisi lain, Dandim 1207 BS, Kol Inf Jacky Ariestanto mengingatkan bahwa pada prinsipnya semua yang terlibat dalam aksi bela ulama dan pawai gawai Dayak adalah bersaudara. Tapi, kepada anak buahnya, ia meminta mereka jangan ragu untuk bertindak tegas.

“Karena keselamatan orang lain tergantung dari ketegasan kita. Begitu kita lembek, orang lain yang terima dampaknya," tuturnya, kemarin (19/5).

Dandim menganggap, persoalan-persoalan yang muncul ini merupakan salah satu ujian bagi bangsa Indonesia, khususnya Kota Pontianak, dalam menciptakan kedamaian dan kenyamanan. "Musah-mudahan kita semua lolos dalam ujian negara untuk menjamin keselamatan warga Kota Pontianak yang kita cintai ini," terang Jacky. (man/riz/fik)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Cornelis Lapor Polisi, Ada Apa?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler