JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch, Neta S Pane, menegaskan, aksi bom Solo, dilakukan secara terstrukturMenurutnya, peristiwa itu mirip dengan teror bom di Masjid Mapolres Cirebon Februari 2011
BACA JUGA: SBY Tak Tegas, Korupsi Sulit Diberantas
"Sama seperti teror bom sebelumnya, aksi bom di Solo ini tidak dilakukan perorangan tapi sudah terstruktur
Dijelaskan dia, polri dan intlijen sebenarnya sudah tahu siapa mereka dan bagaimana struktur kelompok mereka
BACA JUGA: SBY Anggap Bom Bunuh Diri di Solo Tindakan Pengecut
Dan, lanjut dia, polisi sudah banyak melakukan penangkapanMenurut Neta, kinerja Kapolri harus dievaluasi, tapi dalam kasus teror bom Badan Intelijen Negara (BIN) dan intelijen Polri ada di depan
BACA JUGA: Menkopolhukam Maklumi BIN Disebut Kecolongan
"Dan harus sinergi untuk melakukan deteksi dini," tegasnya lagi.Dia tidak menampik, beberapa waktu lalu memang ada kabar aksi ini merupakan pengalihan isu reshuffle kabinetTapi, kata dia, sekarang ini sepertinya bukan hanya sekadar pengalihan isuNamun, lanjutnya, sudah mengarah untuk menjatuhkan citra pihak tertentu di jajaran aparat keamanan
Apalagi, sambung dia, beberapa hari terakhir ini berkembang desakan agar reshuffle juga dilakukan terhadap polri"Jadi, kami di IPW mensinyalir, selain untuk mengadu domba antar umat beragama, teror bom ini untuk menjatuhkan citra Kapolri agar Kapolri Timur Pradopo ikut direshuffle presiden," tuntasnya.
Seperti diketahui, Indonesia kembali dilandar teror bomMinggu (25/9), sekitar pukul 10.55, bom meledak di sebuah gereja di Kepunton, Surakarta, Jawa Tengah.
Satu orang tewas dan sejumlah lainnya luka-lukaKondisi korban tewas cukup mengenaskan dengan luka parah di bagian perutDiduga korban tewas adalah pelaku ledakan(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Intelijen Dinilai Kecolongan
Redaktur : Tim Redaksi