Aksi Bongkar Kubur Diyakini Berlanjut

Minggu, 15 Desember 2013 – 00:30 WIB

jpnn.com - CILACAP- Aksi pencurian mayat di dua pemakamam umum, TPU Cikento dan Sabuk Janur, diyakini masih bisa berlanjut. Tak sedikit warga  khawatir kejadian tersebut terulang kembali karena pelaku belum juga tertangkap.

Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut terulang, Polres Cilacap menyiagakan anggotanya untuk berpatroli di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang ada di Kota Cilacap.

BACA JUGA: Penganiaya Kalapas Palopo Belum Ditangkap

Kapolres Cilacap AKBP Andry Triaspoetra mengatakan, petugas kepolisian di masing masing wilayah akan melakukan patroli di TPU pada hari hari yang dianggap keramat.

Dia menganalisa, dari kronologi kejadian, pelaku beraksi  membongkar makam pada hari penanggalan jawa seperti wage dan kliwon.  Kapolres meminta warga  di sekitar TPU untuk menggiatkan ronda atau siskamling .

BACA JUGA: Ibu - Anak Kompak Nyopet

"Sampai pelaku tertangkap, polisi akan berpatroli di TPU pada hari tertentu yang ada wage atau kliwonya. Anggota diharapkan mengerti tentang kondisi di sekitar TPU," jelasnya.

Sementara, Juru kunci makam TPU Cikento Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah, Sukirno mengatakan, paska ada mayat bayi yang dicuri, warga  lebih menggiatkan ronda atau siskamling. Peronda yang biasanya hanya berputar di sekitar rumah warga, dalam beberapa hari terakhir beralih ke TPU.     

BACA JUGA: Bermodal Alamat Palsu, Bobol Belasan Kos-kosan

"Sebelumnya jarang sekali ronda di kuburuan, tapi sekarang yang ronda juga  kontrol ke kuburan, " jelasnya kepada Radarmas (Grup JPNN).

Dia  mengatakan, pemuda karang taruna juga dilibatkan untuk meningkatkan keamanan. Meski tidak sampai begadang, namun penjagaan di TPU ditingkatkan.

Jumat pagi kemarin, TPU Cikento mendadak berubah seperti pasar. Ratusan warga menyaksikan  proses olah TKP ulang yang dilakukan polis di makam kedua putri dari Aji Septian yang salah satu jenazahnya dicuri pada Minggu (8/12) pagi.

Kapolsek Cilacap Tengah, AKP Hartati yang saat itu berada di TKP mengatakan, kedua makam tersebut dibongkar kembali untuk memastikan bagaimana kondisi makam. Pelaku membongkar kedua makam di hari yang berbeda, yaitu Jumat (6/12) malam dan Sabtu Malam (7/12) malam.

Dari dua makam tersebut, pelaku hanya mengambil jenazah Jumiana, sementara jenazah Jumiani masih utuh. "Olah TKP untuk memastikan mana yang hilang dan mana yang tidak. Hasilnya, jenazah Jumiani dengan berat 1,4 ons masih utuh. Pelaku hanya membongkar makamnya kemudian mengubur kembali. Jadi yang hilang jenazah Jumiana," jelasnya.

Di TPU Sabuk Janur, Kelurahan Kebonmanis Kelurahan Cilacap Utara, polisi menemukan jejak pelaku di tembok bangunan atau panembahan yang berada di dalam TPU Sabuk Janur. Tidak hanya itu, seutas tali pocong juga ditemukan di dalam panembahan.     Kapolres Cilacap AKBP Andry Triaspoetra mengatakan,  pelaku diduga masuk k edalam panembahan tersebut dengan cara memanjat  tembok samping.

Setelah pelaku berhasil mengambil tengkorak korban, pelaku diduga mencuci tengkorak tersebut di dalam  panembahan. Di panembahan tersebut terdapat tempat untuk seperti sumur atau sendang, di sekitarnya terdapat bekas pembakaran dupa yang masih baru.

Kapolres menuturkan, adanya dugaan bahwa pelaku menganut ilmu hitam akan menjadi informasi bagi polisi untuk mengusut kasus tersebut.  Menurutnya, polisi juga tidak menutup kemungkinan untuk meminta informasi dari paranormal.

Hal ini dilakukan untuk  mempersempit dugaan motif pelaku. "Kasus tersebut  bukan kasus modern seperti lainya. Jadi masyarakat atau paranormal yang mengerti hal tersebut diminta kerjasamanya untuk memberikan  informas," jelas Kapolres.

Dimintai komentarnya, seorang paranormal, Marjudi warga Kelurahan  Mertasinga menjelaskan, pelaku pencurian makam bisa dipastikan  menganut aliran sesat atau  ilmu hitam. Menurutnya, pelaku  melakukan hal tersebut karena mencari jalan lain untuk menyelesaikan  permasalahan hidupnya.

Disinggung tentang  beberapa benda seperti  lilin, vas bunga kecil, kurungan ayam dan burung yang tertinggal di tempat kejadian, Marjudi menduga pelaku menggunakannya untuk prosesi ritual saat  pembongkaran makam.  

Berkat ajaran atau ilmu yang didapatkannya,  pelaku melakukan pembongkaran makam dan mengambil jenazah atau salah satu anggota jenazah sebagai syarat agar apa yang menjadi keinginannya terwujud.

"Pelaku sudah putus asa kemudian mencari jalan pintas, dalam hal ini melakukan berbagai ritual ilmu hitam. Itu digunakan untuk melakukan perbuatan jahat seperti mencari rejeki dengan jalan yang tidak semestinya atau pesugihan," ungkapnya.

Ia menambahkan, berdasarkan hasil analisanya, pelaku akan berhenti masih akan terus melakuan pembongkaran makam atau pencurian mayat. Marjudi mengatakan, aksi itu baru akan berhenti minimal setelah tiga atau tujuh kali.

Menurutnya, kebiasaan seseorang yang  melakukan ritual tersebut sudah bisa dilihat dari sikap atau penampilannya. Orang tersebut cenderung pendiam dan berpakaian  aneh, seperti mengenakan pakaian serba hitam dengan menggunakan ikat kepala.

Di tempat terpisah, Psikolog Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap, Rini  Kusumowardani mengatakan, pelaku pembongkaran mayat ini  dilakukan oleh orang berakal sehat. Namun, yang bersangkutan memiliki  tujuan khusus melakukan hal tersebut. Bisa jadi hal ini terkait dengan  ilmu hitam yang dianutnya. "Dari kronologis di lapangan, dia  (pelaku) melakukan hal tersebut  secara sadar. Dia mempunyai sebuah tujuan yang pasti, tindakannya berdasarkan motif yang pasti.  Jadi hampir bisa dipastikan bila pelaku orang gila, " katanya.(adi/dis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Pacaran Beberapa Hari, Siswi SMA Sudah Dicabuli


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler