"Sejauh ini, persentase pembagian DBH Migas antara Natuna dengan Anambas sebesar 60 banding 40 persen
BACA JUGA: Sembilan Bulan, 28 Pengidap AIDS di Batam Meninggal
(Pembagian) DBH Migas tersebut tidak adil, karena Anambas bukan daerah penghasil," tegas Ketua Kelompok BP Migas Kabupaten Natuna, Muhammad Nazir, di press room DPR, Senin (25/10).Diungkap Nazir, sebelumnya pernah terjadi kesepakatan antara Pemkab Natuna dengan Pemkab Anambas, bahwa Natuna menjadi kabupaten induk dan bersedia membaginya
BACA JUGA: Syamsul Ditahan Jangan Kaitkan Melayu
"Setelah kami tinjau dan kaji ulang, kami keberatan dengan model seperti iniSelain itu, Nazir juga berharap agar DPR segera membahas masa depan lokasi pengelolaan dan pengolahan Blok D-Alfa Natuna yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan
BACA JUGA: Sempat Muncul Goncangan Kuat
Nazir mendesak agar DPR dan pemerintah pusat menjadikan Kabupaten Natuna sebagai tempat pengolahan migas Blok D-AlfaPasalnya, selain dekat, sumbernya pun berada di wilayah laut Natuna."Pemkab Natuna mau tak mau harus siapKarena telah menjadi kehendak masyarakat Natuna, agar homebase pengolahan Blok D-Alfa ada di wilayah Kabupaten Natuna," tandas Nazir pula.
Sebelumnya, daerah yang juga berminat agar menjadi tempat pengolahan Blok D-Alfa ini adalah Kabupaten Sambas, di Provinsi Kalimantan BaratSecara geografis, posisi Natuna sendiri hanya berjarak sekitar 1.100 km dari Jakarta dan 200 km dari SingapuraLetaknya sangat strategis untuk memasok kebutuhan gas bagi negara-negara sekitar seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina, Jepang dan KoreaTermasuk juga untuk memasok gas bagi Pulau Jawa dan Indonesia secara umum.
Hingga kini, pemerintah pusat memang belum memutuskan di mana lokasi pengolahan Blok D-Alfa NatunaAreal itu ditaksir memiliki kandungan migas terbesar di duniaUntuk kandungan minyak saja, diperkirakan mencapai 500 juta barel minyakSedangkan cadangan gasnya diperkirakan mencapai 222 triliun kaki kubik(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kanwil Kemenag Butuh 168 CPNS
Redaktur : Tim Redaksi