Nama Fariz Roestam Moenaf pernah sangat terkenal pada era 1980-an melalui lagu Sakura dan BarcelonaKini, di usianya yang lebih dari setengah abad, dia ingin mengabdikan hidupnya untuk menyerukan pentingnya kerukunan beragama
BACA JUGA: Mengintip Sidang Adat Dayak terhadap Prof Thamrin
Demi misi itu, menyanyi di gereja pun dia lakoni========================
THOMAS KUKUH, Bandung
========================
SORE itu Fariz terlihat berada di sudut altar Gereja Kristen Idonesia (GKI) Maulana Yusuf, Bandung
BACA JUGA: SD Tribuana, Sekolah Miskin Dekat Kantor Dinas Pendidikan
Pria yang sabagian rambutnya beruban itu sedang memainkan keyboard sambil sesekali melantunkan potongan laguDi tengah melantunkan lagu, tiba-tiba dia berhenti
BACA JUGA: Perjuangan Dian Syarief Mengedukasi Masyarakat tentang Penyakit Lupus
Dahinya mengernyit jika komposisi suara yang dikeluarkan dari beberapa sound system di ruangan itu tidak sesuai dengan keinginannyaDia pun kembali mengutak-atik alat musik itu hingga menghasilkan suara yang dianggapnya paling pasSore itu jarum jam menunjukkan pukul 17.45Suasana dalam gereja yang berlokasi di Jalan Maulana Yusuf No 20 itu masih sepiPadahal, sesuai dengan rencana, 15 menit lagi acara bedah buku berjudul Dari Sebuah Guci yang dilaksanakan di gereja tersebut dimulaiFariz menjadi bintang tamu di acara itu"Saya harus check sound sebelum acaranya mulai," kata Fariz, lalu tersenyum kepada Jawa Pos yang menemui Senin pekan lalu (17/1).
Paman penyanyi Sherina itu mengatakan, dirinya sangat bangga mendapatkan kesempatan menjadi orang nonkristiani yang diundang untuk mengisi acara di GKI Maulana YusufBukan kali ini saja Fariz diminta untuk memeriahkan acara di gereja tersebutTapi, itu merupakan yang kedua
Sebelumnya, bapak tiga tersebut memenuhi undangan Pendeta Albertus Patty untuk mengisi acara dalam kebaktian Natal pada 25 Desember 2010Saat itu dia melantunkan beberapa lagu untuk jemaat yang merayakan hari kelahiran Yesus Kristus
Bukan hanya Fariz, kelompok Qasidah Ar Rahman pun datang ke gereja saat itu untuk memberikan ucapan selamat Natal kepada jemaat GKIBahkan, kelompok Qasidah tersebut melantunkan Shalawat Nabi di altarTak pelak, apa yang dilakukan Fariz dan kelompok kasidah tersebut dikritik beberapa kalanganNamun, Fariz merasa tindakannya itu merupakan simbol kerukunan dan kebinekaan yang dimiliki bangsa Indonesia
Pria yang merayakan ulang tahun ke-52 pada 5 Januari lalu itu mengatakan, dirinya tidak akan melupakan pengalaman tersebutSebenarnya Oneng Diana Riadini, istri Fariz, sempat khawatir dengan keinginan suaminya memenuhi undangan kebaktian NatalNamun, Fariz meyakinkan bahwa kedatangannya itu bukan hal buruk yang perlu dikhawatirkan"Kalau ini memang undangan dari Tuhan, semua akan baik-baik saja," kata Fariz menenangkan Oneng
Bapak tiga anak itu mangatakan bahwa dirinya tidak ragu-ragu memenuhi undangan tersebut lantaran memiliki kenangan tersendiri dengan gerejaSebab, saat kecil, Fariz hidup dalam keluarga yang berbeda agamaAyahnya, Roestam Moenaf, adalah seorang muslim, sedangkan ibunya, Anna Reijnenberg, beragama KatolikFariz pun kerap mendapatkan ajaran-ajaran Katolik
Nah, saat Fariz beranjak berumur dua tahun, Anna memutuskan menjadi seorang mualafSejak itu, Fariz mendalami kehidupan sebagai seorang muslim"Insya Allah, saya tidak pernah ketinggalan salat," katanya
Karena itulah, Fariz benar-benar berbahagia mendapat undangan khusus dari Pendeta Albertus"Waktu bangun pagi (saat Natal) saya sudah tidak sabar ingin datang ke gerejaSaya mempersiapkan semuanya," tuturnya
Namun, saat berada di gereja dan menunggu giliran membawakan sebuah lagu, jantung Fariz berdegup kencang"Bohong kalau saya tidak gugupIni kan baru pertama saya nyanyi di gereja," ujar Fariz, lalu tersenyum
Bagaimana menanggapi sejumlah protes yang ada" "Ah, saya tidak ambil pusing," kata Fariz entengDia yakin, apa yang dilakukan itu tidak bertentangan dengan agama apa pun
Menurut dia, semua agama mengajarkan agar hidup rukun berdampingan dengan orang beragama apa punFariz mengatakan, apa yang dilakukannya merupakan wujud nyata bahwa dirinya mendukung kerukunan hidup umat beragama dan akan menyuarakan semangat itu"Saya bangga dengan apa yang saya lakukanIni lho orang Indonesia, berbeda tapi tetap rukun," ucapnya
Salah satu yang menjadi latar belakang Fariz mau datang ke kebaktian Natal di GKI Maulana Yusuf lantaran merasa prihatin dengan permasalahan antarkelompok yang berlatar belakang agama yang masih kerap muncul di IndonesiaMenurut dia, kedatangannya itu merupakan bentuk tanggung jawab seorang publik figur untuk menyerukan kerukunan
Kehidupan beragama Fariz sebenarnya tidak selalu berlangsung mulus"Saya sempat menjadi atheis dua tahun setelah kehilangan anak pertama," ceritanya.
Pada 1989, anak pertama Fariz yang baru saja lahir meninggal dunia"Dia sempat menangis sekitar 1,5 detikNapasnya terengah-engah, lalu meninggal," tuturnya
Pria yang mulai menekuni dunia musik profesional sejak 1977 itu mengatakan sangat terpukulSaat hendak mengubur anak laki-lakinya itu, Fariz berdoa kali terakhirSambil menggendong anaknya sesaat sebelum dikuburkan, Fariz mengucapkan harapannya
"Aku hadapkan wajahnya kepada-Mu (Tuhan)Aku masih menyakini kebesaran-Mu, jadi tunjukkanlah mukjizatTapi, jika tidak, jangan harap aku percaya kepada-Mu."
Karena merasa doanya tidak terbalas, Fariz mulai meninggalkan kehidupan agamanyaSekitar dua tahun dia tidak pernah menjalani kewajiban sebagai seorang muslimTetapi, kata Fariz, istrinya semakin rajin beribadah
Fariz kembali memercayai kebesaran Tuhan ketika istrinya hamil kali kedua"Waktu USG (ultrsonografi) bulan Mei 1991, kami dikabari anak kami kembar," kata dia"Saya malu sudah mempertanyakan kebesaran TuhanTernyata Tuhan memberikan mukjizatAnak saya hilang satu, langsung diganti dua," imbuh alumnus Jurusan Seni Rupa ITB itu
Dia lalu memberi nama anak kembar perempuannya yang lahir pada 26 Oktober 1991 itu Rivenski Atwinda Difa dan Ravenska Atwinda DifaPada 11 September 1998, Fariz dan Oneng kembali dikaruniai putra yang diberi nama Syavergio Avia Difaputra.
Fariz mengaku lebih dekat dengan Tuhan setelah menjalani hukuman lantaran terseret kasus narkoba pada 2007Menurut dia, itu adalah cobaan dan ujian yang diberikan Tuhan"Saya tidak bersalahSaya ini cuma korbanTapi, saya terima sajaIni adalah pengalaman berharga," paparnya
Kini semua lagu Fariz memiliki unsur religiSebab, itu merupakan bentuk syukur dan upaya Fariz mendekatkan diri kepada Tuhan"Saya akan terus mengampanyekan toleransi dan kerukunan beragamaTentunya dengan cara saya," kata Fariz.
"Kalau ada gereja yang mau mengundang saya, silakan sajaOrang diundang nikahan saja saya senang, apalagi diundang ke gereja untuk menyebarkan kebaikan," imbuhnya(c4/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Rano Karno Benar-benar Jadi Anak Kuliahan
Redaktur : Tim Redaksi