SANAA - Militan Al Qaidah di Yaman semakin merajalelaKontak senjata terbuka dengan militer setempat kembali terjadi
BACA JUGA: Ditekan Oposisi, Menlu Jepang Mundur
Kemarin (6/3), empat tentara Garda Republik dilaporkan tewas di wilayah pegunungan Provinsi Marib.Sumber militer menyatakan, militan Al Qaidah menyerang rombongan tentara yang sedang berada mobil untuk menditribusikan makanan kepada rekan mereka yang berjaga di sejumlah pos
Provinsi Marib merupakan wilayah kekuasaan Al Qaidah
BACA JUGA: Oposisi Tembak Jet Tempur Libya
Di kawasan itu, kemampuan pemerintah pusat terbilang lemahSeperti dilansir Associated Press, masih di hari yang sama, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan berkunjung kepada warganya ke Yaman
BACA JUGA: Indonesia Host Meeting Menhan Se-ASEAN
Warga AS juga diminta segera meninggalkan YamanPeringatan tersebut juga berlaku untuk keluarga staf kedutaan besar dan siapa pun yang tidak berkepentingan berada di Yaman.Aktivitas militan Al Qaidah meningkat sejak setahun belakanganSejumlah rencana penyerangan di Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya berhasil digagalkanSetelah ditelusuri, rencana serangan tersebut berasal dari Al Qaidah, Yaman.
Yaman juga terjebak dalam kerusuhan sosial beberapa pekan terakhirRakyat yang menuntut Presiden Ali Abdullah Saleh mundur terus mengintensifkan desakannya melalui demonstrasi, setiap hari, di pusat Kota Sanaa.
Presiden Saleh telah menyatakan tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilu 2013Namun tawaran tersebut gagal meredakan kemarahan rakyat yang terlanjur tersulutGerakan sosial di Yaman terinspirasi oleh Revolusi Melati di Tunisia dan pendongkelan rezim Hosni Mubarak di MesirTak hanya Yaman, sejumlah negara di Arab dan Timur Tengah, seperti Libya serta Bahrain, juga bergejolak.
Kisruh di sejumlah negara tersebut menuai keprihatinan dari Paus Benediktus XVIPaus menyatakan dirinya mendoakan para korban yang jatuh akibat perang sipil di LibyaDia juga menyerukan dikirimkannya bantuan kemanusiaan ke negara Kadhafi tersebut.
Paus menyatakan kesedihannya, khusus untuk rakyat Libya, karena banyaknya korban tewas dan meluasnya krisis kemanusiaan akibat perlawanan terhadap rezim berkuasaDia memberikan ceramahnya kepada jemaatnya di Lapangan StPetrus kemarin (6/3)Kepada mereka yang menjadi korban dan keluarga yang ditinggalkan, dalam doanya Paus menggunakan kata-kata "kesedihan yang mendalam"
Tak hanya di Libya, Paus juga mencurahkan keprihatinannya atas terjadinya krisis politik di sejumlah negara Afrika dan Asia, khususnya PakistanDia berharap ada solusi cepat untuk menghentikan krisis kemanusiaan yang terjadi dan telah menelan ratusan korban jiwa(cak/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuwait Berikan Amnesti Seribu TKI
Redaktur : Tim Redaksi