jpnn.com - JPNN.com - Program bedah rumah yang diperuntukan bagi masyarakat kurang mampu diduga disunat oleh salah satu oknum di dinas terkait di Lampung Timur (Lamtim).
Hal itu membuat anggota DPRD Lamtim dari fraksi Gerindra Abdul Wahid geram dan langsung melakukan sidak ke lokasi yang berada di Desa Jojog Kecamatan Pekalongan.
BACA JUGA: Nih Ada Kabar Gembira Bagi Honorer
Dirinya pun merasa prihatin setelah melihat kondisi pembangunan bedah rumah masyarakat kurang mampu yang merupakan program Bantuan Stimulan Bersama Swadaya (BSBS) dari kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPERA) sebesar Rp 15 juta perkeluarga kurang mampu.
“Jika dilihat dari pembangunannya, memang bangunan rumah tersebut sama sekali tidak sesuai dengan dana yang dikucurkan oleh kementrian PUPERA untuk masyrakat kurang mampu di Lamtim,” jelasnya.
BACA JUGA: BNN Juga Awasi Sopir Taksi
Dirinya pun menyayangkan tinndakan oknum di dinas bersangkutan yang diduga telah melakukan pemotongan terhadap dana tersebut.
“Sangat disesalkan kelakuan oknum tersebut, dana yang sudah jelas untuk membangun rumah bagi masyrakat kurang mampu malah ikut dipotong,”sesalnya.
BACA JUGA: Sambil Memukul Dada Sendiri, Martin Akhirnya Meninggal
Sambungnya, melihat kondisi ini dan setelah bertanya langsung ke masyarakat yang menerima bantuan tersebut, maka dirinya akan menanyakan kepada pihak terkait seperti apa sebenarnya juklas dan juknisnya.
Sementara menurut keterangan Kadus Dusun 3 Desa Jojog Supri mengatakan, Dirinya hanya bertugas sebagai penyeleksi keluarga yang layak mendapatkan bantuan tersebut, sehingga urusan adanya indikasi pemotongan dana program BSBS dirinya tidak tahu menahu persoalan tersebut.
Selain itu ia menjelaskan, Masyrakat yang menerima dana tersebut tidak pernah melihat jumlah uang yang di berikan kepada mereka, kendati telah ditransfer melalui rekening yang telah disediakan oleh pemerintah setempat.
“Tugas saya hanya mencari keluarga yang layak mendapatkan bantuan dana program BSBS. di dusun saya ada 30 keluarga yang menerima bantuan tersebut. Sedangkan uang yang sebesar Rp 15 juta yang ditransfer diambil oleh petugas di atas, jadi masyrakat hanya menerima baham matrial bangunan saja,” ungkapnya. (wyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Spesialis tanpa Uang Jasa, RS Ikut Pusing
Redaktur & Reporter : Budi