Alamak! Harga BBM Bakal Naik Lagi

Kamis, 09 April 2015 – 06:59 WIB
Sudirman Said (tengah) didampingi Sekjen ESDM Mochamad Teguh Pamudji (kiri) dan Irjen ESDM Muchtar Husein di Komisi VII DPR, Rabu (8/4). Foto: Hendra Eka/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Ini sungguh kabar tak sedap. Pada pertengahan tahun kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) kembali naik.

Alasannya, pada Juni sampai September permintaan minyak mentah di negara-negara barat melonjak tajam. Diperkirakan, kondisi itu membuat harga emas hitam tersebut rebound signifikan.

BACA JUGA: Wow! Bentoel Jual Aset Senilai Rp 150,21 Miliar

Menteri ESDM Sudirman Said menyatakan, pemerintah memprediksi bahwa pada pertengahan tahun minyak dunia berada di harga USD 60 sampai USD 70 per barel.

Saat ini harga minyak mentah jenis brent diperdagangkan pada USD 58,16 per barel. ’’Ke depan kelihatannya ada kenaikan harga,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Bos ACK Ditahan, KAI Yakin Aset akan Kembali

Meski begitu, dia belum bisa memerinci besarnya kenaikan harga itu. Sebab, pemerintah masih menunggu perkembangan terbaru. Dia juga mengaku sedang mempertimbangkan pola penentuan harga BBM. Yakni, masih menggunakan review bulanan, dua mingguan, atau ada pola baru.

Dia menyampaikan hal tersebut karena ada beberapa usul soal penentuan harga BBM. Ada yang meminta durasinya diperpanjang menjadi tiap dua bulan. Dia menerima masukan itu dan siap mendiskusikannya dengan Komisi VII DPR. ’’Tapi, semakin panjang durasi, kalau ada kenaikan signifikan, langsung terasa mahalnya,’’ ucapnya.

BACA JUGA: Rasio Investasi Industri Makanan dan Minuman Tembus 46 Persen

Pemerintah pun memprediksi harga minyak terendah pada 2015 hanya pada Januari. Ketika itu harga minyak mentah di bawah USD 51 per barel. Pemerintah merespons hal tersebut dengan menurunkan harga premium dari Rp 7.600 per liter pada awal Januari menjadi Rp 6.700 di tengah Januari.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengungkapkan, naiknya harga minyak dunia tidak bisa dihindari. Apalagi, Indonesia masih menggantungkan pada impor minyak untuk membuat premium maupun pertamax. Jadi, saat harga minyak mentah naik, itu dimungkinkan berdampak pada nilai jual bensin di Indonesia.

’’Hari ini (kemarin) saja sudah naik USD 3 per barel,’’ terangnya. Tetapi, kenaikan tersebut belum berdampak pada harga premium. Menurut dia, Pertamina akan melihat fluktuasi harga jangka panjang. Begitu pula pemerintah, tidak melihat perubahan harga sesaat.

Misalnya benar harga minyak mentah pada pertengahan tahun nanti USD 70, dia memprediksi harga premium tidak lebih dari Rp 8.600 per liter. Itu adalah harga yang ditetapkan pemerintah pada November 2014. ’’Pemerintah yang menentukan. Yang jelas, pasti di bawah November,’’ tandasnya. (dim/c20/oki)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kimia Farma Bagikan Dividen Rp 46,924 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler