Alamak, Tenda Alun-Alun Rp 2,3 Miliar Rusak

Kamis, 23 Maret 2017 – 15:59 WIB
Tenda membran di lapangan futsal Alun-Alun Merdeka. Foto: JPG

jpnn.com, NGAWI - Kualitas tenda membran di lapangan futsal Alun-Alun Merdeka kini patut dipertanyakan.

Tenda impor dari Jerman itu robek meski usianya baru hitungan bulan.

BACA JUGA: Infrastruktur Melesat, Pelaku Pasar Meningkat

CV Pendopo, rekanan pelaksana, menjanjikan kualitas tenda hingga usia sepuluh tahun.

Pemkab Ngawi telah mengeluarkan duit Rp 2,3 miliar untuk merealisasikan proyek tersebut.

BACA JUGA: Suap Kemenpupera: Amran dan Musa Debat di Depan Hakim

''Rekanan memberi garansi sepuluh tahun. Tapi, baru tiga bulan sudah rusak,'' kata Kepala UPT Alun-Alun Merdeka Disparpora Ngawi Catur Sriwiryanto.

Dia baru mengetahui bahwa tenda putih itu tercabik pada Minggu (19/3).

BACA JUGA: Bang Taufik Minta Proyek yang Pakai Dana CSR Diaudit

Awalnya, besi di puncak tenda retak bersamaan dengan terjangan angin kencang Februari lalu.

Tiang besi penahan di bagian tengah mengalami keretakan pada sambungannya.

Kala itu, rekanan langsung melakukan pengelasan di titik kerusakan paket proyek.

Perbaikan semipermanen oleh rekanan asal Jalan Raya Ngrambe-Walikukun tersebut tidak bertahan lama hingga menimbulkan robekan yang memanjang.

''Jadi, sudah dua kali rusak. Februari lalu dilas, sekarang rusak lagi,'' ujar Catur kepada Jawa Pos Radar Ngawi.

Catur sudah melaporkan kondisi itu kepada sekretaris dinas (Sekdin) dan Plt Kepala Disparpora Ngawi Yulianto Kusprasetyo.

Masalah tersebut ditindaklanjuti pihaknya ke rekanan, mengingat pekerjaan masih berada dalam tahap pemeliharaan.

Lapangan futsal dan basket dengan atap tenda membran tersebut baru selesai dikerjakan akhir Desember lalu. '

'Sudah kami laporkan ke atasan,'' ucapnya.

Sekretaris Disparpora Mahmud Rosadi mengaku sudah memantau kerusakan itu secara langsung.

Dia berdalih kerusakan terjadi karena cuaca buruk, meski tidak ada data kecepatan angin yang dikantongi pada Maret ini.

Hujan deras membuat tenda membran menampung air hingga seperti kolam gantung.

Diduga, pemasangan tenda tersebut tidak sempurna sehingga menimbulkan kerutan dan menjadi tandon air saat hujan.

Akibatnya, tiang penahan di bagian tengah tenda patah. Hal itu dapat membahayakan pengguna fasilitas tersebut.

Rekanan bakal membuat ventilasi agar tidak ada tekanan angin berlebih di tenda.

Mahmud menjelaskan, tenda membran itu akan kembali dibongkar secara total.

Perbaikan dilakukan menyeluruh untuk mengencangkan tenda agar tidak terdapat kerutan.

''Nanti, tenda ditarik kencang supaya air hujan tidak tertampung seperti kolam,'' tuturnya.

Namun, hingga kemarin, tidak tampak satu pun pekerja yang melakukan perbaikan.

Mahmud menuturkan, rekanan masih berada di luar daerah. (ian/pra/c18/diq/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler