Alat Pendeteksi Tsunami Akan Dipasang di Selat Sunda

Kamis, 15 Agustus 2019 – 17:00 WIB
BMKG akan memasang alat pendeteksi tsunami di Selat Sunda. Foto: Radar Lombok

jpnn.com, SERANG - Provinsi Banten menjadi salah satu daerah rawan terjadinya gempa dan tsunami. Desember tahun lalu, tsunami menghantam kawasan wisata Serang dan Pandeglang hingga menyebabkan 443 rumah rusak dan 176 warga tewas. Disusul gempa berkekuatan 6,9 skala Richter awal bulan ini yang berdampak 561 rumah rusak dan enam orang meninggal.

Untuk mengurangi risiko tsunami di wilayah Banten, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) segera memasang pendeteksi tsunami (Buoy) yang akan ditempatkan di Selat Sunda untuk peringatan dini.

BACA JUGA: BMKG: Jangan Percaya Isu Hoaks Gempa Besar

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya akan meletakkan sekira 12 Buoy yang dirancang dan disiapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

BACA JUGA: Alat Pendeteksi Tsunami Rusak

BACA JUGA: Gempa Pandeglang Menyisakan Trauma

Dijelaskan Dwikorita, Buoy merupakan alat deteksi tsunami untuk peringatan dini yang dirancang dengan perhitungan modeling matematika. Artinya, Buoy bisa memprediksi akan terjadinya tsunami. “Buoy akan dipasang satu di Selat Sunda,” kata Dwikorita di Kabupaten Serang, Banten, Rabu (14/8).

Ia pun meminta masyarakat untuk tidak merusak Buoy karena fungsinya untuk melindungi berupa peringatan dini ketika terjadi tsunami. Katanya, Buoy sudah sempat dipasang di beberapa wilayah untuk eksperimen, tetapi hilang.

BACA JUGA: Ini Respons BMKG Soal Ancaman Sunda Megatrust

“Kita akan tahu (terjadinya tsunami-red) meskipun agak terlambat, itu lebih baik,” ujarnya.

Kendati begitu, menurutnya, masih perlu dilaksanakan kegiatan kearifan lokal untuk mengedukasi masyarakat ketika terjadi tsunami. Ia pun meminta pemerintah daerah tidak khawatir tsunami bakal menghambat investasi.

BACA JUGA: Tahun Depan Indonesia akan Pasang Alat Pendeteksi Tsunami Baru

Menurutnya, usaha pariwisata masih bisa bekerja. Caranya, menerapkan sistem manajemen bencana agar mengetahui ancaman, kesiapan, dan ketangguhan bencana.

“Negara lain juga gitu. Seperti di Hawai (Amerika Serikat-red) yang mempunyai selter evakuasi tsunami dan kesiapan logistiknya,” jelasnya. (zai/ira)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pascagempa 6.9 SR, Ini Data Kerusakan Versi BNPB


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler