jpnn.com, ACEH BESAR - Penyelenggarakan Pekan Nasional (Penas) XV Petani dan Nelayan di Aceh Besar, Provinsi Aceh, berjalan sukses dan secara resmi telah ditutup, Kamis (11/5).
Hadir pada penutupan ini Gubernur Provinsi Aceh, Zaini Abdullah; Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan), Hari Priyono; Ketua Umum KTNA Nasional, Winarto Tohir; Wakil Gubernur Sumatera Barat, dan peserta Penas seluruh daerah.
BACA JUGA: Transaksi di Penas XV Petani dan Nelayan Mencapai Rp 16 Miliar
Dalam kesempatan ini, Sekjen Kementan, Hari Priyono menyampaikan Penas, merupakan wahana dan ajang petani dan nelayan untuk melakukan tukar informasi dan teknologi pertanian guna meningkatan produksi dan pemberdayaan serta penguatan kelembagaan.
Menurutnya, pelibatan petani sangat penting dalam mempercepatan upaya peningkatkan hasil dan nilai guna komoditas pangan.
BACA JUGA: Penas XV Aceh Sukses Wujudkan Pertukaran Teknologi
"Oleh kareena itu, Penas memiliki peran strategis dalam memberikan kesempatan petani untuk meningkatkan peran aktif guna menyongsong peningkatan produksi dan kesejahteraan," kata Hari Proyono saat memberikan sambutan.
Lebih lanjut Hari mengatakan, Penas berikutnya akan diselenggarakan di Provinsi Sumatera Barat. Dalam penyelenggaraanya nanti, diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan kontribusi atau peran petani dan nelayan.
BACA JUGA: Banyak Masalah Teknis, Petani Kakao Aceh Minta Solusi Pemerintah
"Selain itun, Penas nantinya dapat juga menjadi acuan untuk mewujudkan hubungan sinergis antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan produksi pangan peningkatan kesejahteraan," jelas Hari.
Gunernur Provinsi Aceh, Zaini Abdullah menambahkan pelaksanaan Penas XV berlangsung sukses, aman dan damai. Ia menilai, Penas ini mampu menyatukan pemangku kepentingan, petani, dan nelayan seluruh Indonesia.
"Hasilnya, terjadi pertukaran informasi dan teknologi untuk kemajuan pertanian dan perikanan di masing-masing daerah," ujarnya.
"Segala informasi dan teknologi yang didapat di Penas, harus mampu ditularkan kepada petani dan nelayan tidak sempat hadir. Dengan begitu, masyarakat secara keseluruhan mampu meningkatkan produksi melakui penerapan teknologi pertanian," tambah Zaini.
Zaini menegaskan pelaksanaan Penas ini telah menumbuhkan tiga manfaat besar bagi petani dan nelayan. Pertama, mempermudah akses petani dan nelayan untuk mendapatkan teknologi, jaminan pasar, kredit dan pemangku kepentingan.
Kedua, Penas pun telah mampu meningkatkan ilmu dan pengetahuan. Ketiga, meningkatkan semangat petani dan nelayan dalam mewujudkan Indonesia yang swasembada pangan.
"Untuk itu petani dan nelayan merupakan penggerak utama dalam memajukan perekonomian," tegasnya.
Ketua KTNA Nasional, Winarno Tohir mengungkapkan pelaksanaan gelar teknologi dalam rangkaian kegiatan Penas sangat baik diterapkan masyarakat petani di seluruh daerah khususnya Provinsi Nangro Aceh Darussalam.
Selain itu, pelaksanaan Penas kali ini mampu menciptakan tukar menukar informasi dan teknologi pertanian antar petani dengan petani, petani dengan akademisi atau peneliti.
"Selain pertukaran teknologi, hasil yang diperoleh pada Penas Aceh yakni telah terjadi transaksi pasar lelang komoditas di antaranya antara jambu biji, kopi, bawang merah, dan jagung mencapai Rp 16,1 milyar," ungkap Winarno.
Oleha karena itu, Winarno menyampaikan apresiasi atas kontribusi Kementan yang telah memberikan doorprise berupa alat mesin pertanian dan benih kepada peserta Penas sehingga pelaksanaan Penas berjalan sukses. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Selain PaJale, BPPT Kembangkan Tanaman Kurma di Aceh
Redaktur : Tim Redaksi