jpnn.com, ACEH BESAR - Pekan Nasional (Penas) XV Petani dan Nelayan di Aceh Besar yang resmi ditutup Gubernur Aceh Zaini Abdullah, Kamis (11/5), berjalan sukses.
Penutupan acara tiga tahun sekali itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono, Ketua Umum KTNA Nasional Winarto Tohir, Wakil Gubernur Sumatra Barat dan Wagub Sumatera Selatan serta ribuan peserta se-Nusantara.
BACA JUGA: Banyak Masalah Teknis, Petani Kakao Aceh Minta Solusi Pemerintah
Hari Priyono tampak gembira sekaligus memgapresiasi pelaksanaan Penas XV, yang merupakan wahana bagi petani dan nelayan untuk melakukan tukar informasi dan teknologi pertanian.
Tentu saja, tujan besar dari momen itu adalah untuk meningkatan produksi dan pemberdayaan serta penguatan kelembagaan petani dan nelayan secara nasional.
BACA JUGA: Selain PaJale, BPPT Kembangkan Tanaman Kurma di Aceh
Sebab, pelibatan petani dan nelayan menurutnya sangat penting dalam percepatan peningkatan produktivitas komoditas pangan.
"Penas memiliki peran strategis dalam memberikan kesempatan petani untuk meningkatkan peran aktif guna menyongsong peningkatan produksi dan kesejahteraan," kata Hari di Stadion Harapan Bangsa.
BACA JUGA: 10 Kabupaten Suplai Kebutuhan Pangan Ibu Kota
Dia berharap pada pelaksanaan Penas XVI tahun 2020, bisa memberikan kontribusi terhadap program pembangunan nasional di sekoktor pertanian dan perikanan.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan pelaksanaan Penas XV berlangsung sukses, aman dan damai.
Dia menilai, Penas mampu menyatukan pemangku kepentingan, petani dan nelayan seluruh Indonesia.
"Hasilnya, terjadi pertukaran informasi dan teknologi untuk kemajuan pertanian dan perikanan di masing-masing daerah," ujarnya.
"Segala informasi dan teknologi yang didapat di Penas, harus mampu ditularkan kepada petani dan nelayan yang tidak sempat hadir. Dengan begitu, masyarakat secara keseluruhan mampu meningkatkan produksi melalui penerapan teknologi pertanian," tambah Zaini.
Bagi Zaini, Penas tersebut memberikan tiga manfaat besar bagi petani dan nelayan.
Pertama, mempermudah akses mendapatkan teknologi, jaminan pasar, kredit dan pemangku kepentingan.
Kedua, Penas telah mampu meningkatkan ilmu dan pengetahuan.
Ketiga, meningkatkan semangat petani dan nelayan dalam mewujudkan Indonesia yang swasembada pangan.
"Untuk itu petani dan nelayan merupakan penggerak utama dalam memajukan perekonomian," tegasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wilayah Perbatasan Pintu Gerbang Ekspor Ke Negara Tetangga
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam