jpnn.com - SURABAYA -Akhirnya, kini Guru tidak tetap (GTT) dan pegawai tidak tetap (PTT) di Surabaya bisa bernapas lega.
Karena, Kemendagri sudah memberi restu untuk pencairan bantuan operasional pendidikan daerah (bopda) triwulan IV.
BACA JUGA: Politikus PDIP: Kenapa Kasus Buku Pelajaran Rusak Tak Habis-Habis?
Dengan keputusan tersebut, gaji guru aman hingga Desember.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya Reni Astuti hadir pada konsultasi di Kemendagri kemarin (21/11).
BACA JUGA: 2015, Daerah Belum Laporkan DAK Pendidikan Rp 4 Triliun
Pertemuan tersebut berlangsung sejak pukul 09.300 hingga 15.00.
Tidak hanya Surabaya, berbagai kota juga diundang pada forum yang membahas masalah peralihan kewenangan yang diatur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu.
BACA JUGA: Tega Banget! Guru Minta Belasan Siswa Makan Lem
"Bopda 2016 dari pemkot siap cair," ujar politikus PKS tersebut.
Masalahnya, gaji GTT/PTT tidak lagi ditanggung Pemkot Surabaya terhitung sejak 1 Januari 2017.
Kewenangan SMA/SMK berpindah ke Provinsi Jatim. Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo memastikan GTT/PTT bakal ditanggung provinsi meski GTT/PTT dilantik bupati atau wali kota.
Tapi, selama ini gaji GTT/PTT Surabaya dibayar sesuai UMK.
Sementara itu, kekuatan dana provinsi belum mampu menutup nominal gaji tersebut.
Reni menerangkan, untuk permasalahan gaji 2017, belum ditentukan opsi penganggarannya.
Sejauh ini GTT/PTT menerima gaji dari anggaran bopda.
Namun, hasil rapat Kemendari menyebut daerah tak boleh menganggarkan bopda karena sudah tidak memiliki kewenangan.
Lalu, bagaimana Surabaya yang telanjur menganggarkan bopda di KUAPPAS? Kemendagri dengan tegas melarang.
"Nanti saat penyusunan APBD 2017 disesuaikan. Masih ada waktu sampai 30 November," jelas anggota Komisi D DPRD Surabaya itu.
Reni berharap gaji GTT/PTT bisa dicairkan sebelum Hari Guru 25 November.
Bila lebih dari itu, para guru bakal merayakan hari istimewa tersebut dengan tangan hampa.
Kabar pencairan bopda oleh Kemendagri tersebut direspons positif oleh Koordinator GTT dan PTT Jatim Eko Mardiono.
Keputusan itu membawa angin segar bagi GTT dan PTT yang selama ingin ngempet memenuhi kebutuhan ekonomi.
"Kami bersyukur bopda bisa dicarikan. Dengan itu, GTT dan PTT tak perlu khawatir lagi," jelasnya.
Dengan keputusan itu, Eko berharap seluruh sekolah bisa segera berkoordinasi untuk mencairkan dana tersebut pada setiap GTT dan PTT.
Sebab, saat ini banyak guru yang sudah menunggu pencairan itu.
"Kami berharap gaji ini langsung dirapel selama tiga bulan hingga Desember nanti. Sebab, saat ini sudah memasuki pertengahan November," ungkap kepala staf tata usaha (TU) SMPN 37 tersebut.
Sejak gaji macet, tutur Eko, banyak guru yang sambat kepadanya.
Di antaranya, mereka harus berutang sana-sini untuk memenuhi kebutuhan harian.
Mayoritas guru mengalami pemotongan gaji sejak Oktober.
Meski telah mendapat persetujuan pencairan selama Desember, Eko menyampaikan tetap mengawal pencairan bantuan tersebut.
Terutama saat pengalihan wewenang SMA/SMK resmi dijalankan pada Januari 2017.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman berharap semua pihak bisa berperan dalam urusan pembiayaan pendidikan.
Termasuk SMA/SMK. Baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota.
"Karena ini urusan anak bangsa, semua pihak harus berperan," katanya.
Terkait dengan pendanaan yang bisa diberikan Pemkot Surabaya kepada Pemprov Jatim untuk siswa asal Surabaya, Saiful tidak berkeberatan.
Termasuk jika ada pendanaan tambahan untuk gaji honorer agar bisa mencapai upah minimum Kota Surabaya.
Sebab, setiap daerah memiliki standar gaji yang berbeda.(sal/elo/puj/c6/c7/dos/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Dorong Anak Usia Sekolah Manfaatkan PIP
Redaktur : Tim Redaksi