jpnn.com, TEGAL - Empat flyover yang sedang dibangun di kawasan Pantai Utara (Pantura) dipastikan bisa dilalui pemudik mulai H-10 atau 16 Juni mendatang. Yakni flyover Dermoleng, Klonengan, Kesambi, dan Kretek.
Kepastian ini disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
BACA JUGA: Pemudik Dibatasi Satu Jam Saja di Rest Area Mini
Basuki mengakui bahwa banyak pihak yang pesimis keempat flyover itu bisa dilalui seperti janjinya.
Namun, setelah melihat langsung progresnya kemarin (10/6), Basuki makin yakin keempat flyover itu bisa digunakan.
BACA JUGA: Guys, Sebelum Mudik Tolong Waspada Tiket Palsu Ya!
Basuki mengatakan, pembangunan flyover itu bukan tanpa masalah. Melalui keterangan resmi, dia mengatakan, yang menjadi masalah utamanya adalah pembebasan lahan.
Terutama untuk flyover Kretek. Di saat progress tiga flyover lain sudah bisa operasional, pembangunan flyover Kretek masih di kisaran 78 persen.
BACA JUGA: Mudik, Warga DKI Bisa Titipkan Motor di Kecamatan
Menurut Basuki, dari empat flyover itu, Kretek sepertinya belum bisa operasional. Hanya bisa fungsional. Basuki menjelaskan, pengerjaan flyover tersebut memang sedikit terhambat.
Semula, pengerjaan flyover akan dilakukan oleh pihak swata, namun, dalam perjalanannya, kualitas pengerjaannya meragukan.
”Las-lasannya tidak bagus. Ridak rapid an ada korosi. Kita ragu. Akhirnya kita reject dan mengalihkannya ke Wika,” ungkapnya saat meninjau langsung Flyover Kretek kemarin (10/6).
Saat ini, flyover tersebut masih dalam proses pemasangan box girder. Pemasangan, kata Basuki, hanya bisa dilakukan pada pukul 03.00.
Itu pun hanya diberi waktu selama dua jam oleh PT KAI. ”Itu windows time yang mereka berikan. Ini kan kita melewati rel kereta,” ucapnya.
”Dalam lima hari proses pengerjaannya akan selesai. Saya berani tanggung jawab,” tambah Basuki.
Basuki mengatakan, kehadiran flyover itu sangat krusial dan akan membantu mengurangi kemacetan saat melewati perlintasan kereta api seperti yang selama ini terjadi.
Setiap harinya terdapat 90 kali perlintasan kereta api. Setiap melintas, dibutuhkan waktu sekitar lima menit.
Jika dikalikan, dalam sehari, setidaknya akan ada penutupan jalan karena perlintasan kereta selama enam jam.
Ketika arus mudik, terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 97 kali per hari atau lebih dari lebih dari 8 jam pemberhentian dalam sehari.
Demi mempercepat proses pembangunan flyover, teknologi khusus pun digunakan. Salah satu teknologi yang digunakan untuk mempercepat penyelesaian flyover adalah teknologi corrugated mortar busa (beton ringan) di Flyover Klonengan. Teknologi ini sebelumnya pernah digunakan di flyover Antapani, Bandung.
Keempat flyover yang berada pada ruas jalan Tegal - Purwokerto atau biasa dilalui kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Jawa itu memiliki total panjang 2,8 kilometer dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 350 miliar yang dibagi untuk biaya konstruksi sebesar Rp 316 miliar dan sisanya untuk kontrak supervisi. (and)
1. Flyover Dermoleng
Panjang: 500 meter
Kontraktor: PT Adhi Karya
Nilai kontrak: Rp 64 miliar
2. Flyover Klonengan
Panjang: 1.050 meter
Kontraktor PT Hutama Karya
Nilai kontrak: Rp 112 miliar.
3. Flyover Kesambi
Panjang 470 meter
Kontraktor: PT Brantas Abipraya
Nilai kontrak: Rp 58 miliar
4. Flyover Kretek
Panjang: 700 meter
Kontraktor: PT Adhi Karya
Nilai kontrak: Rp 82 miliar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Catat, Brexit Hanya untuk Pemudik Tujuan Brebes dan Tegal
Redaktur & Reporter : Soetomo