Alhamdulillah, Harga TBS Sawit Kalbar Naik Lagi, Jadi Sebegini

Senin, 02 Agustus 2021 – 12:38 WIB
Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kalbar kembali menguat di Periode II Juli 2021. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, PONTIANAK - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit di Kalbar kembali menguat di Periode II Juli 2021.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar, M Munsif mengatakan harga tertinggi untuk umur 10- 20 tahun yakni Rp 2.291,19 per kilogram.

BACA JUGA: Kampanye Hitam Berpotensi Mengganjal Ekspor Kelapa Sawit Jangka Panjang

"Pada periode ke II Juli 2021, harga TBS kembali mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp 310,16 per kilogram (16,65 persen) dibandingkan dengan harga TBS periode I Juli 2021. Pada periode I harga hanya Rp 1.963,92 per kilogram," ujar Munsif di Pontianak, Senin (2/8).

Munsif menjelaskan menguatnya harga TBS disebabkan antara lain oleh harga rata-rata CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp 1.687,32 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp 8.847,63 per kilogram menjadi Rp 10.534,94 per kilogram.

BACA JUGA: Asyik! Harga CPO, TBS, dan Inti Sawit Naik Lagi, Ini Daftar Lengkapnya...

"Kemudian karnel juga mengalami kenaikan sebesar Rp 73,98 per kilogram dari sebelumnya sebesar Rp 5.83,92 per kilogram menjadi Rp 5.907,89 per kilogram," jelas dia.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Cabang Kalbar Purwati Munawir mengatakan pelaku usaha perkebunan dan petani swadaya tentu menyambut baik harga TBS sawit yang kembali naik.

BACA JUGA: Wamen LHK Akui Masih Evaluasi Moratorium Penerbitan Izin Kebun Kelapa Sawit

"Harga naik tentu berdampak langsung bagi pelaku usaha dan petani itu sendiri serta bagi ekonomi daerah ini. Di tengah pandemi COVID-19, komoditas sawit masih tetap baik dan menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan," kata dia.

Dia menilai fluktuasi harga sepanjang semester 1 /2021 masih dinilai wajar hal ini terkait dengan besarnya permintaan pasar terutama di negara tujuan ekspor potensial yakni India dan Tingkok.

"Fluktuasi harga biasanya dipengaruhi ketersediaan stock CPO di negara tujuan dan daya saing terhadap minyak nabati lainnya. Kami optimis harga CPO tahun ini stabil baik dan ini menjadi kekuatan ekonomi Kalbar karena sebagai penghasil sawit Indonesia," jelas dia.

Menurutnya salah satu faktor yang mempengaruhi produksi sawit antara lain standar pemeliharaan tanaman, pengaruh iklim pada saat pembentukan buah, dan faktor lingkungan lainnya seperti gangguan hama dan lainnya.

"Secara umum kinerja produksi sawit tahun ini jika dikaitkan dengan keadaan iklim tahun 2020 yang relatif bersahabat terhadap proses pembentukan buah sawit, diharapkan dapat dicapai sesuai standar teknis antara 4 – 6 ton per hektare," harap dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler