jpnn.com, JAKARTA - Nama Muslim Cyber Army (MCA) belakangan ramai jadi omongan. Pasalnya nama itu dipakai kelompok penyebar hoaks dan ujaran kebencian yang selama ini viral di media sosial.
MCA pun dikaitkan dengan Alumni 212 karena muncul ketika aksi 212 berlangsung pada 2016 silam. Namun Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Kapitra Ampera menegaskan, mereka tak mengenal dengan tersangka MCA.
BACA JUGA: Ngasiman Djoyonegoro Ajak Kader PMII Ciputat Lawan Hoaks
Alumni 212 kata dia memang punya Muslim Cyber Army tapi tidak menyebarkan konten negatif.
“Mereka bukanlah MCA yang sebenarnya, karena MCA itu adalah satu kegiatan untuk menangkal hoaks, meluruskan berita fitnah, bukan menyebarkan berita fitnah," kata Kapitra di Masjid At-Taqwa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Senin (5/3).
BACA JUGA: Hoaks Ancam Demokrasi, Aksi Polri Gulung MCA Diapresiasi
Dia menegaskan, Alumni 212 sama sekali tak ada hubungan dengan MCA yang ditangkap polisi.
MCA yang sebenarnya kata dia hanya mengunggah konten-konten yang bisa dipertanggungjawabkan dan berbentuk komunitas.
BACA JUGA: Ada 45 Isu Penyerangan Ulama, Faktanya Cuma 3 Peristiwa
"Kontennya bisa dipertanggungjawabkan. MCA itu yang ikut Aksi Bela Islam. Tidak ada struktur dan organisasinya. Dia hanya komunitas. MCA kami itu saya kenal banget orang-orangnya,” urai dia.
Dia menduga ada kelompok lain yang menggunakan nama MCA dan melakukan kegiatan-kegiatan yang mencoreng nama Islam sendiri.
"Ada kelompok-kelompok lain yang waktu Aksi Bela Islam katanya bikin kegaduhan lalu ditangkap, itu dugaan ya. Itu kelompok lain yang memakai nama Islam untuk mendeskriditkan Islam," lanjut dia.
Dia juga mengatakan, kalau ada dari pihak Persaudaraan 212 terlibat penyebaran hoaks, maka oknum itu tidak akan lagi dianggap sebagai bagian dari organisasi.
"Islam itu memberikan kebaikan, sama pohon saja ada tata cara menebang, apalagi nebang manusia. Ujaran kebencian, hoaks dan isu SARA itu tidak bagian dari Islam,” tandas dia. (mg1/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Haramkan Hoaks di Media Sosial!
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan