jpnn.com - Samiyo, 58, alumni APDN, baru pensiun dari PNS pada Maret 2017 dengan jabatan terakhir Lurah Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau.
Kini, Samiyo itu bekerja sebagai anggota satgas kebersihan Kota Pekanbaru.
BACA JUGA: Duhai Ratna, Female DJ Moncer yang Sering Ditowel Bokongnya
SYAHRUL MUKHLIS, Pekanbaru
Berstatus sebagai pensiunan Lurah tidak membuat Samiyo malu untuk bekerja sebagai satgas kebersihan. "Gak malu lah, kan halal, daripada di rumah gak ada yang dikerjakan," ujarnya.
BACA JUGA: Banjir Simpati dari Indonesia, Kiper Filipina Terharu
Berawal saat lebaran lalu, Samiyo menyambangi rumah Wali Kota Pekanbaru. Di sana Pak Wali mengatakan apakah mau Samiyo bekerja sebagai satgas kebersihan. Samiyo menjawab siap.
"Pak walinya secara lisan ngomong, mau gak jadi satgas, saya siap siap aja yang penting kerja," ujarnya.
BACA JUGA: Rasendriya Membawa Rizal Abdulhadi ke Puluhan Negara
Lulusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) angkatan XIII ini mengatakan, meski pensiun sebagai PNS, dia harus tetap bekerja untuk mencukup kebutuhan sehari-hari, yang memerlukan uang lumayan besar. "Untuk biaya listik saja 800 ribu yang harus dikeluarkan," ujarnya.
Samiyo yang tinggal di jalan Melati ini hidup bersama istri dan anaknya yang sudah berkeluarga. "Anak saya sama keluarganya tinggal di tempat saya," ujar kakek dua cucu ini.
Untuk memenuhi kebutuhan dirumah, Samiyo siap bekerja apa saja. "Kalau uang pensiun cukup lah untuk berdua, tapi karena ada anak dan cucu juga ya harus dibiayai juga," ujarnya.
Samiyo menceritakan perjalanan karirnya. “Setelah selesai pendidikan APDN, bapak ditempatkan di sana sebagai pembina mahasiswa," ujar Angkatan APDN ke XIII ini.
Baru tahun 2000 pindah ke Kota Pekanbaru dan menjadi Lurah. Perjalanan karir Samiyo diawali menjadi Lurah Sail, lalu ke Lurah Rejosari, Lurah Sumailang, LurahTanah Datar, Lurah Padang Bulan, Lurah Air Hitam, Lurah Tampan, dan terakhir sebagai Lurah Wonorejo. "Hingga pensiun kemarin jadi Lurah Wonerejo," cerita Samiyo.
Samiyo yang merupakan orang Pacitan ini mengatakan bahwa faktor umur yang menjadi alasan dia tidak sampai menjadi camat.
Selama berkarir sebagai Lurah, Samiyo mengatakan tidak memiliki usaha sampingan. "Kemarin di rumah ada jualan es untuk anak anak les di sekitar rumah, tapi udah gak ada sekarang," ujarnya.
Suka duka menjadi anggota satgas kebersihan diceritakan Samiyo dengan antusias. "Kerja gak berat, hanya mengawasi saja, kalau dukanya, masyarakat yang buang sampah susah dibilangin, ada yang main lempar saja dari atas motor," ujarnya.
Istri Samiyo yang menjual soto Pacitan di jalan Arengka, dekat Budi Mulya, tidak mempermasalahkan atas keputusan Samiyo menjadi anggota satgas kebersihan.
"Ibu dukung aja, karena tahu saya orangnya suka kerja. Jadi tidak masalah," ujarnya.
Samiyo berharap peran aktif setiap ketua RT/RW untuk aktif memberikan informasi kepada masyarakat agar mematuhi aturan jam pembuangan sampah. "Supaya kota kita bersih lagi, dan bisa dapat Adipura lagi," ujarnya.(cr4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekeringan Parah, Air 200 Liter Rp 100 Ribu, Minum Diirit
Redaktur & Reporter : Soetomo