Kekeringan Parah, Air 200 Liter Rp 100 Ribu, Minum Diirit

Jumat, 08 September 2017 – 00:05 WIB
Warga Dusun Sambik Rempek yang dilanda kekeringan sangat membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Foto: Ali Ma’ shum/Radar Lombok/JPNN.com

jpnn.com - Ratusan wilayah di NTB dilanda kekeringan yang cukup parah, salah satunya Dusun Sambik Rempek Desa Labuan Tereng Kecamatan Lembar Lombok Barat (Lobar). Warga desa tersebut kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

ALI MA'SUM— GIRI MENANG

BACA JUGA: Angel Pieters Berubah Setelah Ikut Misi Sosial ke Sumba

Lokasi Dusun Sambik Rempek berada di ujung bukit Gerepek Lombok Barat. Dari Pelabuhan Lembar, dusun ini bisa dicapai dalam waktu 30 menit.

Banyak tikungan dan tanjakan menuju lokasi. Jalannya pun tidak tergolong bagus untuk dilalui. Di Dusun ini tinggal tinggal lebih dari 300 warga dari 162 Kepala keluarga (KK).

BACA JUGA: Kekeringan, Warga Cari Air Bersih di Kubangan

Dusun Sambik Rempek salah satu wilayah yang terkena kekeringan. Setiap tahun, kekeringan selalu datang. Hal ini berimbas pada sulitnya warga mendapat air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Air dari embung desa hanya bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya. Seperti membuat batu bata dan membangun rumah. Untuk kebutuhan air bersih, warga harus membeli dari pedagang yang datang. Untuk 15 liter air bersih, dibeli warga seharga Rp 5 ribu.

BACA JUGA: Tolong...Warga Cari Air Bersih ke Sungai Kering Sedalam 25 Meter

"Ada orang yang jual air naik ke sini. Biasanya kami beli ke dia," ujar ibu Halimah, warga Dusun Rempek, Rabu (6/9).

Ada dua jenis air yang bisa dibeli warga. Yaitu air bersih yang digunakan untuk minum, memasak dan mandi. Lalu ada air yang digunakan untuk kebutuhan lainnya seperti membuat batu bata.

Harga air bersih untuk kebutuhan minum dan mandi disebutnya lebih mahal. "Air untuk minum dan mandi lebih mahal. Sedangkan untuk membuat bata lebih murah. Bisa seharga Rp 50 ribu satu drum," katanya.

Karena air bersih didapatkan dengan membeli, warga irit dalam menggunakannya. Warga biasanya hanya mandi satu kali dalam satu atau dua hari.

"Mandinya bisa satu kali sehari. Itupun kalau ada airnya. Kami biasa jarang mandi," ungkap Saptiah.

Sulitnya mendapatkan air bersih juga berimbas pada jatah minum. Saptiah mengatakan, sangat irit untuk meminum air. Ia dan keluarga akan meminum air seperlunya saja. Itu dilakukan agar persediaan air yang dipunya tidak cepat habis.

"Bahkan kalau habis, kami keliling untuk meminta satu teko air di tetangga yang punya," terangnya lirih.

Warga lainnya, Hj Fatimah mengatakan, warga sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.

Bantuan ini diharapkan segera dilakukan secara nyata. "Saya sih inginnya bupati bisa datang kesini. Kalau ke sini dia bisa melihat langsung keadaan warganya. Tapi kan memang tidak pernah datang. Kami di sini kesulitan air tiap kekeringan datang," ungkapnya penuh harap.

Kepala Desa Labuan Tereng Humaidi Husai mengatakan, warga beberapa tahun terakhir mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih.

Bahkan, warga sampai membeli air untuk kebutuhan sehari-harinya. Untuk air bersih ukuran 200 liter dibeli seharga Rp 100 ribu.

"Itu dibeli dari yang memang khusus menjual air kesini. Seperti distributor air lah (mengampas) yang menggunakan tandon," katanya.

Warga membeli air ini sudah terjadi bertahun-tahun. Air yang dibeli ini digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari. Seperti untuk makan, minum dan kebutuhan lainnya.

Masyarakat disebutnya ada juga yang mengambil air dari embung. Itu digunakan untuk kebutuhan membuat batu bata karena tidak layak konsumsi. " Jadi begitulah keadaan kami di sini," katanya.

Mata air juga disebutnya sudah tidak ada. Hanya ada dua solusi dari permasalahan tersebut. Pemerintah membuatkan warga sumur bor. Selain itu, bisa juga mengalirkan air dari jaringan PDAM.

"Itu sudah kami sampaikan semua ke pemerintah. Tapi kami di sini cuma bisa nunggu saja," terangnya.

Untuk sementara ini, warga hanya bisa mengandalkan bantuan untuk pengadaan air bersih ini. Ia pun sangat bersyukur dengan bantuan air bersih yang diberikan oleh Polda NTB.

“Alhamdulillah paling tidak ini bisa mengurangi beban masyarakat dan di warga desa pada umumnya," katanya. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... APBD Kurang Untuk Atasi Kekeringan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler