jpnn.com, LEMBANG - Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) tak mau hanya jadi penonton pada Pemilu 2019 yang menyerentakkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Karena itu, IKA PMII mendorong para anggotanya untuk ambil peran di pesta demokrasi.
Sekretaris Jenderal IKA PMII Hanif Dhakiri mengatakan, Pemilu 2019 merupakan momentum politik untuk berkompetisi. Untuk itu, Hanif mengajak para alumni PMII berkonsolidasi demi memaksimalkan kontribusi bagi bangsa dan negara.
BACA JUGA: Mbak Titiek: Berkarya dan Golkar Satu Kiblat
Menurut Hanif, hal yang harus dihindari dalam kompetisi adalah gesekan yang menimbulkan instabilitas. “Kami tetap lebih mengedepankan penguatan tatanan internal yang kondusif dan produktif bagi terjaganya stabilitas politik nasional yang damai, aman, dan bersatu," kata Hanif di sela-sela Rakernas IKA PMII di Lembang, Bandung Barat, Senin (5/5).
Mantan legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, IKA PMII bertekad untuk senantiasa memelihara, mengembangkan dan menyosialisasikan ajaran-ajaran Nahdatul Ulama (NU) tentang Islam ahlus sunnah wal jamaah, termasuk dalam hal kemasyarakatan dan kenegaraan. “Khususnya dalam menjaga Pancasila dan NKRI," katanya.
BACA JUGA: Bawaslu Putuskan PBB Peserta Pemilu, KPU Belum Bersikap
Karena itu, kata Hanif, seluruh alumni PMII harus rela dan terus bahu-membahu untuk mengurus dan membesarkan NU. Menteri ketenagakerjaan di Kabinet Kerja itu menegaskan, IKA PMII harus semaksimal mungkin mendayagunakan sumber daya yang ada dalam berkontribusi bagi bangsa dan negara.
“Dibutuhkan figur–figur pemimpin bangsa dari kalangan alumni PMII yang tegas dan berkarakter, karismatik dan berwibawa, serta berintegritas moral yang tinggi, yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat," tegasnya.(jpg/jpnn)
BACA JUGA: Ngasiman Djoyonegoro Ajak Kader PMII Ciputat Lawan Hoaks
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengawas Ketenagakerjaan Tinjau Proyek MRT Lebak Bulus
Redaktur : Tim Redaksi