AM Fatwa di Mata Fahri Hamzah

Kamis, 14 Desember 2017 – 11:15 WIB
Fahri Hamzah dan AM Fatwa. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Sosok Andi Mappetahang (AM) Fatwa sangat luar biasa di mata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Fahri sudah lama mengenal Fatwa di banyak momentum.

Fatwa juga pernah tinggal lama di kampung Fahri, di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

BACA JUGA: AM Fatwa Titip Keluarga ke Oso

"Sebagai tokoh Bugis di Jakarta tentu kami juga sama-sama memiliki darah Bugis kelahiran Bone," kata Fahri, Kamis (14/12).

Saat tiba di Jakarta, Fahri mengaku sudah mengenal Fatwa sebagai sosok yang melegenda. Fatwa terlibat dalam peristiwa-peristiwa politik pada masa lalu baik orde lama maupun orde baru.

BACA JUGA: Innalillahi, Pak AM Fatwa Menghadap Ilahi

"Beliau termasuk yang dipenjara lama karena tuduhan-tuduhan politik di masa lalu. Lebih dari 12 tahun menjalani penjara yang vonisnya seumur hidup," kata Fahri.

Dia menambahkan keaktifan Fatwa di organisasi-organisasi Islam seperti PII, HMI dan lainnya membuatnya menjadi dikenal luas di kalangan Islam dan non-Islam.

BACA JUGA: Fadli Zon Pastikan Surat PKS soal Fahri Hamzah akan Diproses

"Sebelum saya menjadi anggota DPR, kami bersama-sama di banyak tempat sebelum reformasi dan saat reformasi. Bersama almarhum Adi Sasono kami bersama aktif di ICMI dan bersama Prof Amien Rais kami bersama mendorong reformasi," kenang Fahri.

Dia mengingat, 20 Mei 1998 malam berangkat dari rumah Prof Malik Fadjar di kawasan Menteng, meninjau kawasan Monas yang kabarnya sudah dikepung tentara.

Fahri bertiga dengan Amien Rais naik mobil Fatwa. Setelah melihat Monas yang dipenuhi alat persenjataan berat, mereka kembali ke Menteng dan memutuskan untuk membatalkan aksi damai keesokan harinya.

"Yang ternyata malah Pak Harto (Presiden RI Kedua Soeharto) mengundurkan diri 21 Mei 1998," ujarnya.

Fahri juga bercerita pernah bersama-sama Fatwa di DPR dan MPR. Fahri mengenal secara dekat sekali cita-cita dan perjuangannya sejak awal sehingga kemampuan dan pandangan politiknya.

"Dia seorang politisi Islam yang memiliki observasi yang sangat luas pada persoalan sejarah, ke-Islaman dan ke-Indonesia-an," ujar dia.

Menurut dia, Fatwa itu seperti sisa akhir dari peninggalan politik Islam dari masa lalu. Karena itu, kepergian Fatwa ini membuat Indonesia kehilangan orang yang pernah sangat ada di pentas politik di negeri ini.

"Mudah-mudahan kita mengambil banyak contoh dari Pak Fatwa karena sesungguhnya dia merupakan politisi yang sangat senior dan meninggalkan bekas yang sangat mendalam," paparnya.

Terakhir, Fahri mengaku sempat ada perbedaan pendapat tentang KPK yang sampai membuat Fatwa marah. Namun, kata Fahri, entah mengapa pada hari berikutnya Fatwa mengirim surat meminta maaf.

"Dan saya pun bertamu. Dalam kesempatan itu beliau ada permintaan khusus terkait masa depan politik saya pascaPKS tetapi saya mendiskusikannya secara santai," kata Fahri. "Selamat jalan Pak Fatwa, kami semua pasti menyusulmu," imbuhnya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Makin Kehilangan Muruah karena Rasuah dan Fahri Hamzah


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler