AM versus AU, Berburu Restu Cikeas

Jumat, 16 April 2010 – 00:45 WIB
PERANG  antar kandidat Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) sudah dimulaiSetelah Andi Mallarangeng (AM) terlebih dahulu mendeklarasikan diri, tadi malam, Kamis (15/4) giliran Anas Urbaningrum (AU) menyusul

BACA JUGA: Marzuki Didatangi 354 DPD dan DPC Demokrat

Deklarasi dua kandidat memang menghadirkan suasana yang berbeda, dan tidak lepas dari latar belakang masing-masing
Dalam deklarasi AM lebih banyak dihadiri para menteri, karena ia seorang menteri.Sedangkan AU yang anggota DPR, lebih banyak dihadiri oleh kader-kader PD yang kini duduk di Senayan.

Semalam deklarasi AU juga tidak kalah meriah dibandingkan AM

BACA JUGA: Yasti SM Pimpin Komisi V

Bertempat di sebuah hotel, AU berhasil mengusung 391 pimpinan DPD dan DPC yang diklaim sebagai pendukungnya.Kehadiran sejumlah tokoh partai PD, seperti Sekjen Amir Syamsudin, Subur Budi Santosa dan Irsan Tanjung cukup mencerminkan siapa pendukung AU nantinya
Sedangkan kehadiran 50 orang anggota fraksi PD di DPR dan ratusan undangan penggembira cukup memeriahkan suasana deklarasi tersebut.Kemeriahan itu, sekaligus juga mencerminkan keseriusan AU untuk bersaing melawan AM dalam memperebutkan posisi Ketua Umum pada Kongres di Bandung, yang akan digelar minggu ke tiga Mei mendatang.

Banyak orang mengatakan, AM dan AU adalah figur putra terbaik dari Demokrat saat ini dengan kelebihan dan kekurangannya, dan keduanya saling melengkapi

BACA JUGA: Incumbent Harus Mengundurkan Diri

Bahkan tidak sedikit yang sepakat, jika keduanya sebaiknya berpasanganAM adalah politisi muda yang dikenal dekat kekuasaan.Ia masih muda, dan enerjikDemikian pula dengan AUSelain muda, AU juga dikenal sebagai politisi yang sudah cukup terujiMantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini dikenal santun dalam berpolitik, tidak meledak-ledak, dan sudah memiliki jaringan yang sangat luas.

:TERKAIT Kubu AU mengaku optimis akan memenangi pertarungannya melawan AMSebaliknya, kubu AM juga sering mengungkap klaim serupaAU tentu akan memberdayakan sisa-sisa kebesarannya di HMIApalagi, sebagian besar pengurus DPD dan DPC di Partai Demokrat adalah mantan aktivis HMIKarena itulah, AU disebut-sebut lebih mengakar di akar rumputLain lagi dengan AM, yang lebih banyak berkiprah di dunia pendidikanMeski politik praktis bukan belantara baru bagi AM, karena sebelumnya ia juga dikenal sebagai pengamat yang handalTetapi, apakah seorang pengamat bisa mengalahkan seorang pemain sekelas AU?

Untuk memenangi pertarungan, baik AM maupun AU masih memanfaatkan politik  dinastiAM menggandeng Edhi Baskoro alias Ibas yang juga putra Presiden Susilo Bambang YudhoyonoDengan menggandeng Ibas, AM mencoba menjual "restu" kepada para pemilik suara di DPD maupun DPCAM seolah-olah sudah mendapatkan 'restu' dari CikeasDengan demikian, ia mencitrakan dirinya "layak" untuk di pilihTetapi, apakah cara ini sudah cukup buat  AM untuk melibas AU? Soal citra Cikeas, seakan AU tidak mau kalahIa pun menggandeng Ahmad MubarokMubarok memang bukan putra SBY, juga bukan dinasti SBYTetapi, ia adalah orang yang dikenal sangat dekat dengan SBY

Bahkan, sebuah sumber menyebutkan Ahmad Mubarok adalah resinya Partai DemokratTerlepas dari perannya yang sering kontroversialIa dikenal sebagai figur yang bekerja dengan tulus dan setia  untuk Partai maupun SBY, dan tidak pernah meminta imbalan jabatan apa pun"Bahkan, berkali-kali SBY menawarkan jabatan kepadanya, namun Mubarok selalu menolaknya," kata sumber yang enggan namanya dipublikasikan ituKini Mubarok yang "sangat" dekat dengan SBY menjadi ketua tim pemenangan AUSedangkan Ibas yang putra SBY, menjadi salah satu bintang iklan AMDengan begitu, baik AM maupun AU sebenarnya sudah sama-sama mencitrakan diri dekat dengan Cikeas.

Bagi Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kongres di Bandung merupakan pertaruhan besarIni merupakan saat-saat menentukan, karena SBY tidak lagi menjadi Presiden setelah tahun  2014 nantiDiakui atau tidak, Demokrat identik dengan popularitas SBYPertanyaannya, apakah setelah SBY lengser,  Demokrat akan tetap besar? Kongres di Bandung, bisa jadi akan menjawab pertanyaan tersebutSBY yang selama ini dikenal sebagai jenderal yang ahli strategi tentu sudah memiliki jawabannyaKepada siapa, 'restu' akan dijatuhkan?

:POLLING Tradisi politik partai di Indonesia saat ini masih "patuh" terhadap fatwa figur sentralnyaBagi calon yang mengantongi 'restu' dari tokoh sentral partai, maka orang itulah yang akan tampil sebagai pemenangnyaHal ini terjadi di hampir semua partai, termasuk partai yang selama ini mengklaim sebagai partai modern sekalipunApakah Partai Demokrat juga masih terjebak dan akan turut melanggengkan  tradisi 'restu'? Banyak pihak berharap agar SBY tidak terlalu banyak mengintervensi perang antar kandidat Ketua Umum, dan menyerahkan sepenuhnya pemilihan ketua umum ini kepada DPD dan DPC sebagai penyangga utama masa depan  partai.

Soal keseriusan AU dan AM untuk memenangi pertarungan ini, memang tidak perlu diragukan lagiSetidaknya, keduanya sudah mempersiapkan dengan matangSelain menyusun tim sukses, keduanya juga menggunakan tim konsultan politik profesionalAM mengandalkan konsultan politik keluarganya  Fox Indonesia, sementara AU lebih suka menggandeng Folk Indonesia yang diam-diam juga dimiliki oleh teman dekatnyaSiapa lebih piawai, Vox  atau Folk? (aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerja Panwas Terganjal Dana


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler