jpnn.com - jpnn.com - Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali mengatakan, penemuan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dari Kamboja, dipastikan tidak terkait dengan pilkada serentak 2017.
Sebab, yang ditemukan hanya 36 KTP saja. Karenanya, politikus Partai Golkar ini mengatakan, ini menepis isu telah ditemukan ratusan ribu e-KTP impor.
BACA JUGA: Tolong Pak Mendagri, KPU DKI Butuh Card Reader e-KTP
"Dengan kondisi (yang ditemukan) 36 lembar kami bisa pastikan itu bukan urusan pilkada atau kecurangan," ujar Zainudin di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (10/2).
Menurut Zainudin, karena ditemukan juga nomor pokok wajib pajak (NPWP), satu buku tabungan dan ATM maka kuat dugaan itu akan digunakan untuk kejahatan ekonomi. "Jadi, tidak ada kaitan dengan pilkada," kata Zainudin.
BACA JUGA: E-KTP Bodong Sengaja Digulirkan Merusak Momen Pilkada?
Karenanya Zainudin meminta agar instansi berwenang menyelidikinya. Komisi II hanya memastikan apakah itu terkait untuk kecurangan pilkada atau tidak. "Ternyata tidak. Itu kan isunya yang masuk 450 ribu, bayangkan, ternyata cuma 36 lembar. Ya komisi II selesai, tidak ada indikasi kecurangan pilkada," katanya.
Sebelumnya, Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta mengamankan 36 e-KTP, 32 NPWP, satu buku tabungan BCA, satu ATM dalam sebuah paket dari Kamboja lewat jasa FedEx.
BACA JUGA: Ingat! E-KTP Palsu Dari Kamboja Tak Bisa Digunakan
Pengirimnya bernama Robin dari Phnom Penh, Kamboja yang ditujukan untuk Leo di Jakarta. Kiriman itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat 3 Februari 2017. Saat ini, instansi terkait masih melakukan investigasi. "Ini peristiwa pertama yang dilakukan investigasi Bea Cukai," tegas Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi, Jumat (10/2) di kantornya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemdagri Pastikan Tak Ada e-KTP Ganda
Redaktur & Reporter : Boy