jpnn.com, JAKARTA - Layanan pesan antar menjadi pilihan sebagian orang untuk menuntaskan rasa lapar di tengah merebaknya imbauan di rumah saja. Ya, makan di rumah sembari melakukan social distancing memang disebut-sebut dapat menurunkan risiko penularan virus corona.
Namun, siapa sangka, ada juga yang bependapat bahwa makanan yang diantarkan kurir juga tak lebih aman dari makan di restoran!
BACA JUGA: Cegah Penularan Covid-19, Layanan Pesan Antar Makanan Bisa Jadi Pilihan
Menurut mereka, bisa saja pengantar makanan tersebut adalah penderita COVID-19 yang belum menunjukkan gejala parah.
Alasan Orang Memilih Layanan Delivery Makanan
BACA JUGA: Imbauan Social Distancing, Amankah Pesan Makanan Lewat Ojek Online?
Seperti yang sudah disinggung di atas, di kondisi seperti sekarang ini, mereka yang memanfaatkan layanan pesan antar makanan adalah orang-orang yang tengah menjalani social distancing.
Makan di restoran yang ramai terasa sama saja seperti 'merelakan diri' untuk tertular virus SARS-CoV-2. Maka dari itu, lebih baik menggunakan layanan delivery dan makan di rumah sendiri.
BACA JUGA: GoFood Rajai 75 persen Pangsa Pasar Layanan Pesan-Antar Makanan
Di luar alasan social distancing, mereka yang memanfaatkan layanan pesan antar makanan adalah mereka yang tak sempat pergi ke luar karena ada yang harus dikerjakan sesegera mungkin.
Terkadang, ada juga orang yang sangat suka dengan cita rasa makanan yang dijual, tetapi tidak suka dengan lingkungan restorannya (misalnya gerah, interior kuno, atau meja kursi yang sedikit). Alhasil, mereka lebih memilih untuk delivery saja.
Selain itu, alasan malas pun bisa menjadi motif mengapa seseorang lebih suka menunggu kedatangan si abang pengantar makanan ketimbang menyantapnya di sana.
Lalu amankah Delivery Makanan saat Wabah Virus Corona?
Menurut dr. M. Dejandra Rasnaya dari KlikDokter, memang lebih aman untuk memanfaatkan layanan pesan antar makanan ketimbang makan di restoran ramai.
“Tempat umum jadi tempat yang berisiko tinggi menularkan virus, jadi akan lebih baik pakai layanan tersebut,” kata dokter yang kerap disapa dr. Deri itu.
Lalu, bagaimana dengan risiko penularan yang dibawa oleh si kurir?
Menanggapi pertanyaan tersebut, dr. Deri mengatakan, risikonya tetap lebih kecil.
“Delivery, kan, hanya lewat satu orang saja, dan belum tentu juga dia merupakan orang yang terinfeksi. Jadi, jelas risikonya lebih kecil. Beda kalau berhadapan dengan banyak orang, kesempatannya akan lebih besar,” tuturnya.(klikdokter)
Menkes Terawan Dicopot?
Redaktur & Reporter : Yessy