jpnn.com, JAKARTA - Amartha, perusahaan fintech, telah berkolaborasi dengan organisasi nirlaba global Accion dan Mastercard Center for Inclusive Growth, badan amal dari Mastercard.
Tujuannya untuk meningkatkan pembiayaan digital bagi para pelaku usaha mikro.
BACA JUGA: Wujudkan Jakarta Kota Global, Bank DKI Perkuat Akses Pembiayaan ASN
Kerja sama itu akan memperkuat kanal digital Amartha, mengembangkan inovasi produk baru, dan meningkatkan customer scoring platform untuk menjangkau usaha mikro yang belum terlayani, terutama yang dijalankan perempuan.
Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan dari 64,2 juta usaha mikro dan kecil di Indonesia, hanya sekitar 17,5 juta yang berpartisipasi dalam ekosistem digital.
BACA JUGA: Tip dan Trik Antigagal Mengajukan Pembiayaan Kredit
Kesenjangan tersebut disebabkan tingginya biaya transaksi dalam ekosistem yang belum menyediakan solusi untuk segmen ini.
"Terdapat kebutuhan mendesak bagi hampir 47 juta pengusaha yang kurang terlayani untuk mengembangkan usaha mereka dengan memanfaatkan digitalisasi yang memprioritaskan kesejahteraan ekonomi mereka secara bertanggung jawab," terang Andi Taufan Garuda Putra dalam keterangan resmi tertulisnya, Jumat (19/1).
BACA JUGA: DJPPR Sebut Green Sukuk jadi Terobosan Pembiayaan Hijau di Indonesia
Dengan fokus pada pembangunan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat yang kurang terlayani di seluruh Indonesia, lanjutnya, Amartha telah menyediakan lebih dari Rp 15,5 triliun Indonesia (USD 1 miliar) kepada 2 juta perempuan pengusaha mikro di 72 ribu desa sejak 2010.
Andi Taufan menjelaskan Amartha, Accion, dan Mastercard Center for Inclusive Growth memiliki tujuan bersama, yaitu mengurangi ketidakmerataan akses terhadap layanan keuangan.
Kolaborasi itu akan mempercepat inklusi keuangan digital di seluruh wilayah, dengan memanfaatkan pengalaman Amartha dalam membangun infrastruktur keuangan digital yang inklusif untuk menjangkau jutaan orang.
"Bersama-sama, kami akan menggunakan teknologi untuk menggerakkan ekonomi di tingkat akar rumput di Indonesia dan memperluas manfaat layanan keuangan digital lebih dari sekadar pembiayaan, membuat perbedaan besar di tingkat lokal," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan kemitraan ini menandai langkah selanjutnya dalam kolaborasi berkelanjutan Mastercard Center for Inclusive Growth dengan Accion, yang telah membantu 12,8 juta orang secara global, termasuk hampir 6 juta UKM, telah mendapatkan manfaat dari layanan keuangan digital antara tahun 2019 dan 2022.
Ke depan, tambahnya, kedua organisasi ini bertujuan membantu 5 juta UKM lainnya, termasuk setidaknya 1 juta UKM yang dimiliki perempuan, untuk aktif menggunakan layanan keuangan digital dan meningkatkan keuangan mereka.
Layanan yang disediakan dalam kemitraan ini diharapkan dapat mencapai total 10,5 juta orang dalam empat tahun ke depan.
Program multi-tahun itu merupakan bagian dari komitmen global Mastercard untuk menghubungkan satu miliar individu dan 50 juta bisnis ke ekonomi digital pada 2025.
Di Indonesia, Mastercard Center for Inclusive Growth telah memberdayakan lebih dari satu juta individu dan UKM dengan literasi digital dan keuangan dalam lima tahun terakhir.
Vice President, Social Impact, Asia Pasific, Mastercard Center for Inclusive Growth, Subhashini Chandran, mengatakan kolaborasi ini memperkuat komitmen Mastercard untuk menggerakkan ekonomi digital yang bermanfaat untuk setiap individu di Indonesia.
Dengan enam dekade pengalaman dalam membangun solusi keuangan inklusif untuk masyarakat yang belum terlayani secara global, tim advisory Accion akan memperkuat layanan Amartha dengan solusi teknis untuk mendigitalkan layanan keuangan ke mitra di daerah terpencil, memanfaatkan jaringan Amartha untuk menciptakan pelayanan baru bagi klien institusional dan peminjam UKM.
"Ekonomi Indonesia tumbuh dengan cepat. Dengan pertumbuhan itu, muncul kebutuhan untuk secara bertanggung jawab menyertakan mereka yang saat ini belum terlayani dari sistem keuangan," kata Direktur Manajemen Accion Advisory, Victoria White. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBN jadi Instrumen Pembiayaan Inovatif untuk Pembangunan
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad