jpnn.com - JAKARTA - Wacana perlunya pemerintahan Jokowi-JK membangun rekonsiliasi dengan keluarga mantan anggota PKI terus menjadi pro kontra.
Namun bagi putri dari pahlawan revolusi Jenderal Ahmad Yani, Amelia A Yani, apa yang akan dilakukan pemerintah jangan terlalu diperdebatkan. Selaku pihak yang pernah menjadi korban kekejaman PKI, dirinya serta para keluarganya juga sudah saling memaafkan.
BACA JUGA: 11 Tahun DPD, Kinerja Terus Meningkat
"Saya dan keluarga juga sudah memaafkan dan menganggap senasib untuk keluarga PKI yang orang tuanya juga dihilangkan nyawanya secara paksa," kata Amelia, kepada INDOPOS (Grup JPNN) usai menghadiri acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta, kemarin (1/10).
Amelia pun mengaku bahwa putra-putri dari ketujuh pahlawan revolusi serta anak-anak dari tokoh-tokoh PKI juga sering melakukan pertemuan melalui Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB).
BACA JUGA: Ini Penjelasan Menteri Rini Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung
"FSAB sudah berjalan 12 tahun. Dan ini bukti kami sudah tak lagi terus menyimpan kesedihan dari peristiwa 30 September 1965. Dan kami melakukan hubungan secara kemanusiaan dengan baik," ujarnya.
Amelia mencontohkan kesedihan salah satu anggota FSAB, yakni Sugiarto, putra dari Brigjen Soepardjo, Wakil Komandan Dewan Revolusi Bintang, yang dianggap membelot mendukung PKI.
BACA JUGA: Begini Mekanisme Kampanye di Daerah dengan Calon Tunggal
"Pak Sugiarto itu sampai detik ini tidak mengetahui dimana jasad ayahnya dikuburkan. Jadi kami selaku anak juga menjadi korban atas peristiwa berdarah pada tahun 65 itu," tukasnya.
Lalu soal pemerintah harus meminta maaf kepada keluarga PKI juga menjadi sesuatu yang dilebih-lebihkan. Amelia pun mengaku rekonsiliasi yang diinginkan olehnya adalah tidak mewariskan konflik masa lalu, dan membuka lembaran baru. Dan bukan pembiaran atas ideologi komunis.
"Saya pikir sebagai upaya memperingati kekejian PKI memang perlu ada agar kita terus waspada. Tetapi untuk hubungan kemanusiaan serta persamaan hak terhadap putra-putri yang terlahir dari bapak-ibunya anggota PKI harus tetap kita lakukan. Jadi yang dimaksud adalah rekonsiliasi yang cerdas," ujarnya.
Meski begitu, lanjut Amelia, ajaran komunis harus tak boleh hidup di negeri ini. "Bagi saya Pancasila itu sudah final. Bahkan seluruh putra-putri yang tergabung di FSAB ini mengakui Pancasila sebagai ideologi negara. Dan andaikan ada benih komunis saya yakin juga tak akan diterima oleh masyarakat. Dan pasti akan hilang dengan sendirinya," pungkasnya. (dil/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Novel Baswedan dkk Periksa Perangkat e-KTP, Ada Apa ya?
Redaktur : Tim Redaksi