jpnn.com, TAIPEI - Taiwan menegaskan akan berjuang sampai akhir jika China menyerang. Pernyataan tersebut disampaikan Taipei setelah Amerika Serikat (AS) menngungkapkan kekhawatiran terkait meningkatnya aktivitas militer China di Selat Taiwan.
Taiwan telah mengeluhkan aktivitas militer berulang oleh Beijing dalam beberapa bulan terakhir, dengan angkatan udara China hampir setiap hari melakukan serangan di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
BACA JUGA: China Makin Songong, Simak Pernyataan Terbaru Militernya soal Taiwan
Pada Senin (5/4), China mengatakan sebuah kelompok kapal induk sedang berlatih di dekat pulau itu.
"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang para pembuat keputusan Amerika Serikat yang mengamati perkembangan di kawasan ini, mereka dengan jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," kata Menteri Luar Negeri Joseph Wu kepada wartawan di kementeriannya, Rabu (7/4).
BACA JUGA: Nicole Berharap Lebih Banyak Lagi Pelajar dan Dosen dari Indonesia Melanjutkan Studi di Taiwan
"Kami bersedia membela diri tanpa diragukan dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kami perlu mempertahankan diri hingga saat terakhir, kami akan mempertahankan diri sampai akhir," ujar Wu, menegaskan.
Washington, pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, telah mendorong Taipei untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi "landak", yang sulit diserang China.
BACA JUGA: Soal Kapal Terdampar, Menaker Ida Fauziah Minta Kejelasan dari Taiwan
Wu mengatakan bahwa pihaknya berniat meningkatkan kemampuan militer Taiwan dan membelanjakan lebih banyak anggaran untuk pertahanan.
"Pertahanan Taiwan adalah tanggung jawab kami. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami," kata dia.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada acara terpisah bahwa mereka akan menjalankan delapan hari permainan perang berbantuan komputer bulan ini dari serangan China terhadap Taiwan, membentuk fase pertama dari permainan perang tahunan terbesar Taiwan, latihan Han Kuang.
Fase kedua, termasuk latihan tembak langsung, akan terjadi pada Juli.
"Latihan itu dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang mensimulasikan semua kemungkinan skenario invasi musuh di Taiwan," kata Mayor Jenderal Liu Yu-Ping kepada wartawan.
Fase kedua dari latihan perang Taiwan akan melibatkan mobilisasi sekitar 8.000 serdadu untuk bergabung dalam latihan tembak-menembak, anti pendaratan, dan rumah sakit mengadakan latihan untuk menangani banyaknya korban.
Ketika ditanya apakah kedutaan de facto Washington, Institut Amerika di Taiwan, akan mengirimkan perwakilannya ke latihan tersebut, Liu mengatakan rencana seperti itu telah "dibahas" tetapi "tidak akan dilaksanakan", dengan alasan sensitivitas militer.
Taiwan belum mengatakan di mana kapal-kapal militer China berada saat ini, atau apakah akan menuju ke bagian Laut China Selatan yang disengketakan, tempat kapal-kapal AS saat ini beroperasi.
Berbicara di parlemen, Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Chang Che-ping mengatakan pergerakan kapal induk China diikuti dengan seksama, dan menggambarkan latihannya sebagai rutinitas. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil