jpnn.com, WASHINGTON DC - Amerika Serikat akan mengumumkan sanksi terhadap Rusia atas dugaan campur tangan dalam pemilu dan aktivitas dunia maya yang berbahaya, yang menargetkan beberapa individu dan entitas.
Hal itu disampaikan oleh beberapa narasumber yang mengetahui masalah tersebut.
BACA JUGA: Amerika Sebut 7 Perusahaan China Ini Terlibat Proyek Mengerikan, Sangat Berbahaya
Sanksi, di mana 30 entitas diperkirakan masuk daftar hitam, akan dikaitkan dengan perintah yang mengusir sekitar 10 pejabat Rusia dari Amerika Serikat, kata salah satu orang narasumber.
Gedung Putih, Departemen Luar Negeri AS, dan Departemen Keuangan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar.
BACA JUGA: Amerika Sampaikan Peringatan, Taiwan Siap Melawan Sampai Titik Darah Penghabisan
Tindakan itu akan menambah ketegangan baru pada hubungan yang sudah tegang antara Washington dan Moskow.
Rusia telah menguji kesabaran negara-negara Barat dengan pembangunan pangkalan militer di dekat Ukraina.
BACA JUGA: Joe Biden Ungkap Aib Internasional Amerika, Sangat Memalukan
Sanksi yang luas akan diberikan AS sebagai tanggapan atas pelanggaran keamanan dunia maya yang memengaruhi perangkat lunak yang dibuat oleh SolarWinds Corp yang menurut pemerintah AS kemungkinan besar diatur oleh Rusia.
Pelanggaran itu memberi peretas akses ke ribuan perusahaan dan kantor pemerintah yang menggunakan produk SolarWinds Corp.
Presiden Microsoft Brad Smith menggambarkan serangan siber oleh Rusia itu, yang diidentifikasi pada Desember, sebagai "serangan terbesar dan tercanggih yang pernah ada di dunia."
Amerika Serikat juga bermaksud untuk menghukum Moskow atas dugaan campur tangan dalam pemilihan presiden AS 2020.
Dalam sebuah laporan pada Maret, badan intelijen AS mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan mengarahkan upaya untuk mencoba mengalihkan suara ke Donald Trump dan menjauh dari Joe Biden.
Tindakan sanksi Washington yang diperkirakan itu kemungkinan akan memperburuk ketegangan dalam hubungan AS-Rusia yang bulan lalu merosot ke titik terendah baru sejak pasca-Perang Dingin setelah Biden mengatakan dia menilai Putin adalah seorang "pembunuh."
Dalam panggilan telepon pada Selasa (13/4), Biden mengatakan kepada Putin bahwa Amerika Serikat akan bertindak "tegas" untuk membela kepentingannya dalam menanggapi tindakan pelanggaran tersebut, menurut akun pejabat AS tentang panggilan tersebut.
Biden juga mengusulkan pertemuan dengan Putin "di negara ketiga" yang memungkinkan pemimpin kedua negara menemukan area-area untuk bekerja sama.
Dalam beberapa pekan terakhir, Washington dan para sekutunya pada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah dikejutkan oleh peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea, yakni semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014.
"Permusuhan dan ketidakpastian dari tindakan Amerika memaksa kami secara umum untuk bersiap menghadapi skenario terburuk," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pekan lalu saat Rusia mengantisipasi sanksi baru. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil