BACA JUGA: Logistik Pilkada Jatim Tak Perlu Tender
"Kans saya amat sangat kecil karena tak termasuk yang gede uangnya, jadi cukup di bangku cadangan," ujarnya setelah diskusi Media dan Pemilu di Wisma Antara, Jakarta, Raby (10/12)Ketua Majelis Penasihat DPP PAN itu menuding, Pilpres 2009 masih akan dipenuhi pertarungan kandidat presiden yang hanya bermodal uang
BACA JUGA: JK Terkejut Ada Kadernya Mundur
Indikasinya, kata dia, adalah bernafsunya para capres tersebut untuk berlomba-lomba menebar pesona dengan memasang iklan di media cetak dan televisi"Kita sebenarnya sedang menghadapi sebuah musibah politik yang serius," keluh Amien
BACA JUGA: Kecurangan Pilkada Taput Dibeber di MK
Kriteria capres ideal, kata dia, sudah bergeser dari calon yang punya visi kebangsaan kuat ke tokoh yang mampu tampil semenarik mungkin dalam iklanMedia, lanjut Amien, bukan lagi menjadi ajang pertarungan ide, kejujuran, dan track record calon pemimpinTapi, semata-mata menjadi alat untuk tebar pesona dan propaganda murahan"Memilih 'lurah Indonesia' itu seharusnya tak seperti memilih lurah di desa, siapa yang goceknya paling tebal, dialah pemenangnya," ketusnya.
Pada 2004 Amien yang berpasangan dengan Siswono Yudhohusodo terpentalDia harus berpuas hanya di urutan keempat di bawah SBY, Mega, dan Wiranto.
"Andai ada yang meminta saya (maju capres) dan itu masuk akal, saya siap turun gunung lagi," ujar mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut
Hingga saat ini, aktivitas Amien memang kembali seperti sebelum masuk dunia politikYaitu, menjadi guru besar di UGM Jogjakarta"Jadi, kalaupun tidak ada yang mencalonkan, saya akan tetap bahagia seperti sekarang ini," tandasnya
Di tempat yang sama, pakar komunikasi politik UI Effendy Ghazali mengatakan, iklan politik yang ditampilkan para kandidat capres memang bisa menipu publikCitra seorang tokoh dikemas sedemikian rupa untuk meraih simpati masyarakat"Itu fenomena implosion, tayangan mereka (capres, Red) di media nanti akan sulit dibedakan antara politik dan entertainment," jelasnya.
Akibat iklan itu pula, tokoh politik tak lagi dilihat substansi yang dibicarakannyaMasyarakat lebih akan menilai gaya dan tata perilaku merekaEffendy pun mencontohkan fenomena SBY pada 2004"Pak SBY muncul sebagai tokoh idola karena banyak disebut sebagai calon presiden yang ganteng," ujarnya(dyn/tof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Iful Mengaku Hatinya Getir
Redaktur : Tim Redaksi