jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meluncurkan buku terbarunya. Judulnya Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental, Selamat Datang Revolusi Moral.
Buku setebal 76 halaman berisi kritik dari politikus berjuluk Tokoh Reformasi itu diluncurkan di Jalan Daksa, Jakarta Selatan, Jumat (11/1). Amien melalui buku itu mengkritik revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
BACA JUGA: KPU Didesak Jelaskan Sumbangan Komunitas Golfer untuk Jokowi
Amien mengaku semula mengapresiasi upaya Jokowi mendorong revolusi mental yang digagas Presiden Soekarno itu. Namun, Ketua MPR RI 1999-2004 itu mengatakan, ternyata penilaiannya soal revolusi mental yang digaungkan Jokowi salah.
"Ide yang berasal dari Presiden Pertama Indonesia Soekarno itu tidak jelas arahnya setelah digaungkan oleh Jokowi," papar Amien.
BACA JUGA: Dana Kampanye Jokowi Hasil Patungan Penggarap Proyek Negara?
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu menilai Jokowi tidak punya konsep soal revolusi mental. Bahkan, katanya, pemerintahan Presiden Jokowi juga tak membuat cetak biru revolusi mental.
“Apa sih maksudnya (revolusi mental, red)? Pak Jokowi enggak punya (konseo) autentik, kemudian tidak ada dokumen otoritatif dari pemerintah, cuma memang ada breakdown-nya itu, tetapi yang terjadi justru jauh dari konsepsi mental sebenarnya," papar Amien.
BACA JUGA: Curhat Bu Mega ke Presiden Jokowi soal Sulitnya Sertifikasi
Bahkan, guru besar ilmu politik itu melontarkan kritik keras soal revolusi mental yang digaungkan Jokowi. Menurutnya, revolusi mental di tangan Jokowi justru membuat Indonesia jadi bangsa bermental pengikut dan pengemus.
"Yang ada malah mental pecundang, orang malas itu mental pengemis, kalau orang yang sukses itu mental saudagar, mental pengusaha. Kemudian kalau ada followship mentality, mental pelanga pelongo mental pengikut," tuturnya.
Karena itu Amien menginginkan revolusi mental diakhiri. Dia menawarkan revolusi moral untuk menggusur revolusi mental.
Amien menegaskan, moral lebih memiliki arti mendalam daripada mental. Menurutnya, rezim pemerintahan Presiden Jokowi saat ini belum punya arah untuk membentuk moral bangsa.
"Saya mohon maaf, setelah empat tahun mengikuti rezim Jokowi itu memang tidak punya kompas moral, tidak ada moral guidance. Jadi, enteng kalau orang tidak punya kompas moral itu berjanji sebanyak mungkin, itu tak apa-apa,” tutur Amien.
Politikus asal Solo itu menganggap tidak adanya kompas moral memunculkan sikap permisif. "Ini yang betul-betul mengganggu saya, there is something very very very wrong (ada sesuatu yang sangat salah, red),” ucapnya.(jpc/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Jokowi, Ganjar Tak Merasa Ribet soal Kampanye
Redaktur : Tim Redaksi