jpnn.com, MAROS - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan Komitmen Kementerian Pertanian dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan transparan. Hal tersebut dinyatakan untuk menanggapi pemberitaan terkait langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang resmi menahan staf Ditjen Hotikultura terkait kasus korupsi Tahun Anggaran 2013.
“Jadi kami klarifikasi hari ini, bahwa kejadian itu adalah sebelum kami. Pejabat lama, melibatkan setingkat eselon satu. Yang bersangkutan sudah kami copot dan berhentikan tiga tahun lalu. Jadi clear,” tegas Amran dalam wawancara dengan wartawan di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Maros, Sabtu (10/03).
BACA JUGA: Indonesia Sekarang Bisa Melepaskan Ketergantungan
Selama tiga tahun kepemimpinannya, Amran sudah turun langsung untuk memberantas perilaku koruptif di lingkungannya. Setidaknya, 1.295 pegawai Kementerian Pertanian sudah demosi, mutasi dan bahkan pecat. Bahkan tercatat ada dua pejabat Eselon I yang diberhentikan karena kasus korupsi.
"Jadi kami tidak pandang bulu. Kami tegas karena itu perintah dari bapak Presiden untuk membersihkan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di Kementerian Pertanian," ujar Amran.
BACA JUGA: Hanya Empat Tahun, Pencetakan Sawah Naik 500 Persen
Tak cukup dengan memberi sanksi berat, Kementerian Pertanian juga melakukan langkah preventif dengan menghadirkan Satgas pemberantasan korupsi yang di kantornya.
"Melibatkan tiga unsur, dari KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan," kata Amran.
BACA JUGA: Konsumsi Buah Lokal Sehat dan Aman dari Bakteri
Untuk upaya tersebut, Kementerian Pertanian telah menerima penghargaan dari KPK pada Desember 2017 lalu, sebagai Kementerian dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Terbaik.
"Jika ada yang main main dari Kementerian Pertanian pasti kami bereskan dan beri sanksi berat. Kami tidak ingin Kementerian Pertanian tercederai oleh oknum-oknum tertentu," ujarnya.
Sebelumnya, KPK dikabarkan menahan Staf Sub Bagian Rumah Tangga dan Bagian Umum Seretariat Ditjen Hortikultura, Eko Mardianto. Eko ditetapkan sebagai tersangka bersama-sama dengan mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Hasanuddin Ibrahim dan pihak swasta Sutrisno dalam kasus dugaan korupsi pengadaan fasilitas sarana budidaya dalam organisme pengganggu tumbuhan (OPT) di Ditjen Holtikura Kementan pada 2013.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Latih Pengusaha Agrobisnis Baru, Kementan Gandeng APO
Redaktur : Tim Redaksi