JAKARTA - Setelah melalui proses pemilihan yang alt dan panjang, akhirnya Panitia Khusus (Pansus) Angket Skandal Bank Century memilih Idrus Marham sebagai ketua PansusSekjen Partai Golkar itu terpilih melalui voting dalam pemilihan tertutup.
Idrus menyisihkan pesaingnya yaitu Gayus Lumbuun (FPDIP), Mahfudz Sisik (FPKS) dan Yahya Sacawirya (Fraksi Partai Demokrat
BACA JUGA: Tak Cukup Hanya Serahkan LHKPN
Dalam rapat pemilihan yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso itu, Idrus Marham mendpat 19 suara, diikuti Gayus Lumbuun dengan 7 suara dan Mahfud Siddiq 3 suara"Dengan ini, apakah bisa disetujui bahwa Saudara Idrus Marham menjadi Ketua Pansus Angket?" tanya Priyo yang disambut dengan jawaban 'setuju'
BACA JUGA: Robert Merasa Dikambinghitamkan
Priyo pun menimpalinya dengan ketukan palu sebanyak tiga kali. Sedangkan tiga kandidat Ketua Pansus lainnya ditetapkan sebagai wakil ketua.Sebelum voting dilakukan, proses rapat pertama pansus yang berlangsung terbuka berjalan alot
BACA JUGA: Prabowo Titip Pesan Melalui Tim 9
Rapat yang dimulai pukul 15.30 itu sempat diskors dan dilanjutkan mulai pukul 19.30Rapat juga sempat dua kali diskors untuk lobi.Salah satu pemicunya adalah pertanyaan yang dilontarkan Eva Kusuma Sundari dari FPDIPIa meminta klarifikasi Idrus Marham terkait dugaan keterlibatan Idrus yang pernah dipanggil sebagai saksi dalam kasus impor beras dari Vietnam tahun 2005Alasan Eva, Ketua Pansus Angket harus orang yang tidak bermasalah"Ini demi kredibilitas Pansus Angket di mata publik," ujar Eva.
Namun pertanyaan Eva itu memancing tanggapan keras dari rekan Idrus Marham di GolkarAnggota Pansus Angket, Agun Gunanjar Sudarsa menilai permintaan Eva itu tak etisAlasannya, kandidat ketua yang disodorkan fraksi sudah dipertimbangkan secara matang“Saya kira itu tidak etis,” paparnya.
Meski demikian Idrus tetap bersedia memberi klarifikasi. Sekjen Partai Golkar ini mengaku memang pernah dipanggil sebagai saksiNamun, katanya, pemanggilan itu tak terkait dengankasus impor beras“Klarifikasi ini demi kredibilitas saya dan keluarga sehingga saya perlu menjelaskan ini,” tukasnya.
Klarifikasi itu ternyata dianggap belum cukupGara-gara Hendrawan Supratikno dari FPDIP tidak diberi kesempatan oleh Priyo Budi Santoso untuk membacakan layanan pesan singkat (SMS) dari Indonesia Corruption Watch (ICW) soal impor beras Vietnam itu, rapat pun kembali tegang.
Akhirnya, rapat diskors untuk lobiBerdasarkan hasil lobi, disepakati pemilihan Ketua Pansus dilakukan dengan sistem votingYang menarik, beberapa kali telpon yang masuk ke handphone Priyo sebelum voting digelar memaksa Wakil Ketua DPR dari Golkar itu berlari meninggalkan ruangan rapat(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Tak Jelas, DPR Enggan Lapor Kekayaan
Redaktur : Antoni