jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI William Yani mengaku tidak bisa mengkritik konsep penanganan banjir Gubernur Anies Baswedan. Pasalnya, tidak jelas konsep apa yang digunakan sang gubernur.
"Belum tahu konsepnya, apa ya? Enggak jelas. Jadi saya sebagai anggota dewan belum tau konsep apa yang mau beliau lakukan. Belum kedengaran loh sampai sekarang konsepnya. Ini membingungkan," kata politikus PDIP itu, Jumat (9/2).
BACA JUGA: Kang Hasan Ingin Kembalikan Citarum sebagai Urat Nadi Jabar
Anak buah Megawati Soekarnoputri ini mempertanyakan soal janji kampanye Anies-Sandi untuk mengatasi banjir dengan membangun sumur resapan yang hingga kini belum tercapai.
"Kalau mau ada sumur resapan, kapan dijalankan?" ujar Yani.
BACA JUGA: Ganjar Tegaskan PDIP Satu Komando dan Tak Bisa Diadu Domba
Awal pekan ini, beberapa titik ibu kota terendam banjir. Apabila upaya pencegahan banjir tidak segera dirampungkan oleh Anies-Sandi, maka menurut Yani, dalam waktu dekat ini Jakarta bisa terendam lebih parah lagi.
"Ini kan pertengahan Februari, kan nanti ada hujan lebih besar lagi, kalau enggak salah tanggal 15 sampai 25 kan menurut informasi ada hujan lebih besar lagi," bebernya.
BACA JUGA: PDIP Kerahkan Semua Anggota DPR dari Dapil Jateng
Anies-Sandi yang tidak memiliki konsep penanggulangan banjir, lanjut Yani, tidak usah sungkan-sungkan untuk melanjutkan program-program penanggulangan banjir gubernur sebelumnya.
Seperti proyek banjir kanal barat (BKB) dan banjir kanal timur (BKT) yang dilakukan di era Gubenur Fauzi Bowo, dan program normalisasi sungai oleh Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, serta Djarot Saiful Hidayat.
"Segera lakukan sodetan Kali Ciliwung, kemudian normalisasi, lanjutkan banjir kanal barat segera dibuat. Konsep Pak Fauzi itu dilaksanakan. Jadi enggak usah pakai konsep baru yang belum jelas. Wujudkan saja banjir kanal barat, melakukan sodetan, dan normalisasi itu," desak Yani. (rus/rmol)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NTT Penting bagi PDIP, Kader Banteng Harus Menangkan Marhaen
Redaktur & Reporter : Adil