Anak Gajah Sumatra di Riau Ini Ditemukan Mati Setelah Terjerat Tali

Selasa, 28 November 2023 – 19:11 WIB
Kondisi gajah liar berusia 2 tahun yang ditemukan mati di Pelalawan. Foto:BBKSDA Riau.

jpnn.com, PEKANBARU - Seekor anak Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)di kantong Gajah Tesso Tenggara, Kabupaten Pelalawan, Riau, ditemukan mati setelah terluka akibat jeratan tali dan sempat mendapat pengobatan.

Anak gajah liar tersebut ditemukan mati oleh karyawan lapangan pemegang izin konvesi di Kabupaten Pelalawan pada Senin (13/11) sore.

BACA JUGA: Terus Meroket, Sebegini Harga TBS Sawit di Riau Sepekan ke Depan

"Gajah tersebut dilaporkan tertinggal dari kelompoknya karena sakit,” kata Kepala Bidang Teknis BBKSDA  Riau Ujang Holisudin, Selasa (28/11).

Mendapat laporan itu, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau langsung turun ke lokasi  bersama tenaga medis untuk melakukan pertolongan pertama.

BACA JUGA: Ini Lho Bayi Badak Sumatra Seberat 25 Kg yang Lahir di Way Kambas

“Berdasarkan observasi tim medis gajah tersebut berkelamin jantan umur sekitar 2 tahun dengan bobot 500 kilogram,” jelasnya.

Ujang memaparkan, pada kaki kanan depan anak gajah malang itu terdapat lilitan tali nilon yang diduga sudah lama terpasang.

BACA JUGA: Masyarakat Diingatkan Jangan Sebar Konten Hoaks soal Pemilu, Bisa Dipenjara

Lilitan itu membuat luka dalam di kaki gajah sehingga hanya menyisakan persendian.

Tim langsung melakukan pembiusan untuk pelaksanaan pengobatan, anak gajah terlihat lebih agresif dan cenderung menghindar.

Terhadap luka tersebut dilakukan pengobatan dengan memberikan obat antibiotik, antiinflamasi, vitamin, dan infus hingga pemberian antidota.

"Gajah sempat sadar dan langsung bergerak agresif,” lanjutnya.

Berdasarkan pengalaman pengobatan oleh tim medis pada 2016 lalu, sempat terjadi insiden yang sama terhadap gajah liar yang tergabung pada kantong gajah Giam Siak Kecil.

Kemudian tim melepas anak gajah karena pada kasus yang sebelumnya proses penyembuhan akan lebih cepat jika gajah bergabung pada kelompoknya.

"Proses penyembuhannya akan lebih efektif bilamana tetap bergabung dengan kelompoknya di habitat alaminya. Namun, kami tetap memantau pergerakan gajah,” tutur Ujang.

Tepatnya pada 16 November 2023, anak gajah tersebut ditemukan sudah mati.

"Kematian diduga disebabkan infeksi sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Selanjutnya gajah langsung dikuburkan di sekitar lokasi kejadian," ucap Ujang. (mcr36/jpnn.com)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Rizki Ganda Marito

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler