SERANG - Aktivitas kegempaan gunung anak Krakatau (GAK) yang terletak di perairan Selat Sunda terus bergeliatHingga Senin (3/10) kegempaan gunung anak Krakatau berlangsung antara 1.300-1.600 kali dalam setiap 6 jam-nya; atau meningkat drastis semula 100 hingga 300 kali per hari menjadi sekitar 6.000 hingga 7.000 kali perhari.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, pihaknya telah meningkatkan status gunung anak Krakatau dari waspada menjadi siaga level III
BACA JUGA: Disangka Bom, Koper Baju Diledakkan
Peningkatan status GAK itu, katanya, menyusul aktivitas kegempaan vulkanik dalam dan dangkal yang meningkat tajam hingga mencapai ribuan kali per hari."Gempa terjadi secara beruntun bahkan terasa hingga Pulau Anak Krakatau
BACA JUGA: Gubernur Riau Diminta Percepat Pengesahan
Kami sudah menaikkan status Gunung Anak Krakatau sejak Jumat 30 September 2011, pukul 24.00 malam,"kata Kepala PVMBG, Surono saat dihubungi INDOPOS (JPNN Group), Senin (3/10).Menurutnya, berdasarkan pengamatan alat seismograf dari pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kabupaten Serang, Banten Minggu (2/10) pukul 00.00-18.00 WIB, aktivitas kegempaan terekam sebanyak 4.291 gempa vulkanik dalam dan dangkal
BACA JUGA: Riau Tuan Rumah SSC
"Kami merekomendasikan agar penduduk tidak mendekati gunung tersebut dalam radius 2 kilometer tepatnya berada di Pulau Krakatau," pinta Surono seraya menjelaskan, gunung Anak Krakatau di Perairan Selat berada sejauh 40 kilometer dari pesisir pantai Lampung dan pantai Anyer-Carita
Sementara Kepala Pos Pemantau Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Anton Priambudi mengatakan, secara visual hingga kini posisi gunung Anak Krakatau tertutup kabut-samarBerdasarkan alat teropong asap kelabu menggumpal di ketinggian kurang lebih 25-50 meter ke arah Selatan.
Menurut dia, meningkatnya jumlah gempa vulkanik secara tajam ini di disebabkan sumber gempa yang berasal dari kawah utama Gunung Anak KrakatauKondisi ini tergolong langka karena dalam beberapa tahun terakhir sumber kegempaan dan letusan Gunung Anak Krakatau selalu berasal dari kawah baru di bagian utara gunung
"Dalam kondisi seperti ini, erupsi bisa saja terjadi," kata Anton seraya menuturkan, erupsi GAK mengeluarkan 10 macam gas beracunDi antaranya karbondioksida yang sangat mematikan bagi manusia.
"Siapa pun yang menghirup gas itu secara tiba-tiba akan mengalami sesak napas, pingsan, bahkan bisa berakibat kematian," jelasnya.
Anton menuturkan, persebaran gas beracun dari aktivitas GAK bergantung arah mata angin dan pergerakannya selalu mencari tempat yang lebih rendahKarena itu, selama terjadi letusan, siapa pun tidak diizinkan untuk mendekat dalam radius dua kilometer dari GAK"Rekomendasi kami tetap dalam radius dua kilometer masyarakat jangan mendekat," ujarnya(bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepekan Hilang, Karyawan Bank Diduga Korban Cuci Otak
Redaktur : Tim Redaksi