jpnn.com - BUKITTINGGI - Bukittinggi yang digadang-gadangkan sebagai kota pendidikan, ternyata prilaku anak didiknya tidaklah demikian.
Setidaknya, itu terjadi di Sekolah Dasar (SD) swasta Trisula Perwari, Bukittinggi. Seorang pelajar putri SD di sekolah tersebut, ditendang dan dipukul ramai-ramai oleh teman-temannya. Aksi pemukulan tersebut kini beredar luas di youtube.
BACA JUGA: Petani Karet Alih Profesi jadi Pemikat Burung
Video pemukulan itu berdurasi 1 menit 52 deti. Murid pria menendang murid perempuan itu secara bergantian. Murid perempuan itu berusaha menghalangi dengan menepisnya dengan tangannya.
Tak hanya murid laki- laki yang melakukannya, namun ada juga murid perempuan. Pemukulan itu, bahkan disaksikan rekan-rekannya di dalam kelas. Cuma saja, tak terlihat dalai video tersebut lokasi sekolah murid-murid tersebut berada.
BACA JUGA: Hasyim Klaim Nilai A, PDIP Pilih Henry
Kendati begitu, kejadian tersebut diakui Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga (Disdikpora) Bukittinggi, Erdi. Kepada wartawan, dia mengatakan, kejadian tersebut sudah lama saat pelajaran agama.
"Saat kejadian, gurunya sedang meninggalkan kelas untuk mengajar di kelas lain," ujarnya.
BACA JUGA: BMKG Prediksi Kemarau Sampai Pertengahan November
Erdi menambahkan, kejadian tersebut tidak sampai ke ranah hukum, karena para pelaku, orangtua korban dan pihak sekolah sudah dipertemukan untuk berdamai.
Sementara Walikota Bukittinggi, Ismet Amzis, mengaku sangat kecewa dengan kejadian tersebut. Orang nomor satu di Kota Bukittinggi itu berencana memanggil kepala yayasan dan kepala sekolah.
"Saya sangat menyesalkan dan sedih dengan dengan terjadinya tindak kekerasan di sekolah," ujar terpisah kepada wartawan, kemarin.
Kasus kekerasan yang terjadi di sekolah, merupakan tangung jawab bersama. Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.
"Apalagi Kota Bukittinggi tidak saja sebagai kota pendidikan, tapi juga kota sayang anak, sehingga merupakan tanggungjawab bersama melindungi anak-anak dari kekerasan," jelasnya.
Informasi yang diperoleh Padang Ekspres (Grup JPNN), aksi kekerasan pelajar SD swasta Trisula Perwari, Bukittinggi itu terjadi, Selasa (30/9). Hebatnya, yang merekam melalui video HP, adalah salah seorang pelajar putra yang melakukan kekerasan.
Padahal, peraturan yang ada di semua sekolah di Kota Bukittinggi pelajar maupun siswa dilarang membawa HP yang berkamera. (edi/cr8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok Warga di Lutra, 18 Rumah Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi